Djawanews.com – Menteri Sosial Tri Rismaharini mengaku kagum dengan sistem pendidikan yang ada di Korea Selatan dan ingin menerapkannya untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) kesejahteraan sosial di lingkungan Kementerian Sosial.
Hal itu disampaikan Risma saat mengundang dua professor dari Korea Selatan untuk memberikan kuliah umum kepada pegawai Kementerian Sosial, di Gedung Aneka Bhakti, Kantor Kemensos, Jalan Salemba Nomor 28, pada Kamis 27 Oktober.
Risma mengajak Presiden Tongmyong University Profesor Chun Ho Hwan, dan Secretary General of Tourism Promotion Organization for Asia-Pasific Cities Profesor Kim Soo Il, untuk berbagi pengalaman tentang perkembangan pendidikan di negeri ginseng.
Korea Selatan, kata Risma, mengalami kemajuan yang pesat, tidak hanya dalam teknologi tapi juga industri musik dan perfilman berkat sistem pendidikan yang komprehensif.
“Misalkan K-pop. Kalau kita lihat drama Korea itu ternyata produk dari pada pendidikan,” kata Risma dalam keterangannya di hadapan wartawan.
Hal tersebut memacu Mantan Walikota Surabaya dua periode ini untuk menerapkan pendidikan ala negeri ginseng itu dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Kementerian Sosial. Harapannya, melalui pendidikan tersebut, dapat tercipta SDM yang mampu meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.
Ada kesempatan itu, Risma mengundang tenaga pendidik yang ada di Kemensos yaitu widya iswara dan dosen Politeknik Kesejahetraan Sosial Bandung. Selain itu, turut hadir pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemensos.
“Saya sampaikan bahwa kita harus menciptakan tenaga yang bisa merubah kondisi bangsa. Para dosen kita harus bisa mengajar dan mengeluarkan sumber daya manusia yang mampu untuk merubah sesuatu menjadi lebih baik lagi,” katanya.
Menurut Risma, hal ini menjadi tantangan yang berat bagi para pendidik untuk menciptakan agen perubahan yang dapat bekerja tidak hanya untuk dirinya sendiri, melainkan untuk masyarakat. Oleh karena itu, Risma mengatakan pihaknya akan mempelajari penerapan teknologi dan pendidikan di Korea Selatan dan membuka kemungkinan kerja sama antar dua negara dalam pengembangan SDM maupun pemberdayaan masyarakat.
Sementera itu, Profesor Chun Ho Hwan mengapresiasi Mensos yang ikut turut serta dalam diskusi dan kuliah umum. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan dedikasi dan keseriusan Mensos dalam upaya peningkatan kualitas SDM di institusi yang dipimpinnya.
Untuk itu, Profesor asal Busan ini mengungkap kesediannya untuk bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, terutama Kementerian Sosial.
“Kami berdiskusi untuk berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia dan mahasiswanya. Kami ingin mengajak mereka untuk melihat pendidikan dengan teknologi yang baik di Korea. Jadi, kami sepakat, cepat atau lambat, akan ada pejabat yang data ke Busan untuk mendiskusikannya lebih detil,” katanya seperti diterjemahkan.
Senada dengan Profesor Chun, Profesor Kim mengungkapkan kesediannya untuk menjembatani kerja sama antara kedua negara. Sedangkan dalam hak perwujudan SDM berkualitas, pria yang fasih berbahasa Indoensia ini menekankan pentingnya menerapkan prinsip kesetaraan dan menjaga martabat sebagai seorang pejabat publik.
Lebih lanjut, ia meyakini, Kemensos bisa mewujudkan hal tersebut di bawah kepemimpinan Menteri Sosial saat ini.