Djawanews.com – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya pernah melakukan screening mental terhadap peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Ia mengungkapkan banyak peserta PPDS yang ingin melakukan bunuh diri.
"Kita juga pernah kan melakukan screening mental terhadap para PPDS ini dan banyak kan memang yang ingin bunuh diri. Jadi, ini sudah fenomena yang besar yang terjadi," kata Menkes di Istana Wakil Presiden (Wapres), Jakarta, dilansri ANTARA, Kamis, 15 Agustus.
Menkes merespons kasus kematian seorang peserta PPDS Fakultas Kedokteran Undip Semarang yang diduga bunuh diri akibat mengalami perundungan.
Menkes meminta semua pihak agar menghentikan praktik perundungan, termasuk pada profesi dokter. Menurutnya, perundungan dapat mengakibatkan hidup seseorang jadi tertekan.
"Di sini saya mengajak sebenarnya semua sektor agar yuk kita hentikan, kita putuskan kebiasaan ini. Karena ini adalah kebiasaan buruk berdampak buruk di profesi yang sangat mulia kedokteran. Bayangkan kalau dokter-dokter ini sejak muda sudah dididik seperti itu, hidupnya ditekan," tuturnya.
Menkes pun membandingkan kasus perundungan yang terjadi di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) beberapa waktu lalu dengan kasus perundungan yang terjadi terhadap peserta PPDS saat ini. Menurutnya, kasus di IPDN lebih kepada tekanan fisik, sedangkan yang dialami peserta PPDS itu lebih kepada tekanan mental.
"Teman-teman dengar IPDN kan? Dulu ada yang sampai meninggal kan? Terjadi di sana kan? Ya ini mirip. Kalau disana mungkin lebih ke tekanan fisik, ini ke tekanan mental," kata Menkes.
Dia mengatakan masih banyak cara yang jauh lebih mendidik untuk menciptakan tenaga kerja yang Tangguh tanpa harus melakukan perundungan.
"Jadi, kita kan banyak profesornya nih, banyak guru besarnya. Harusnya banyak kok cara-cara mendidik untuk menciptakan manusia-manusia tangguh, bukan hanya kedokteran di TNI, di Polri, Pilot ada banyak profesi yang diminta memiliki ketangguhan mental yang berbeda tanpa buli, tanpa menyebabkan orang depresi, tanpa menyebabkan orang ke-trigger untuk bunuh diri," papar Menkes.