Dilansir dari blog.netray.id: Perseteruan antara MS Glow dan PS Glow terkait merek dagang skincare akhirnya menemukan titik terang. Pengadilan Niaga Surabaya telah mengabulkan sebagian permohonan sengketa PT Pstore Bersinar Indonesia (PS Glow). Hasilnya, PS Glow milik Putra Siregar memenangkan gugatan terkait merk dagang tersebut.
Putusan menyatakan bahwa PT Pstore memiliki hak eksklusif atas penggunaan merek dagang ‘PS Glow’ dan ‘PStore Glow’ yang telah terdaftar pada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham. Selain itu, majelis hakim juga mengabulkan nilai ganti rugi sebesar Rp37,9 miliar kepada para pihak pemegang merek MS Glow termasuk kepada Juragan 99 dan Shandy Purnamasari.
Perseteruan ini tentu berdampak pada branding produk kedua merk khsusunya MS Glow yang akhirnya dinyatakan kalah oleh pengadilan. Untuk melihat seberapa besar dampaknya Netray menggunakan media sosial Twitter dan Tiktok untuk melihat bagaimana MS Glow diperbincangkan saat ini dan seperti apa opini masyakarat yang diwakili warganet menanggapi isu ini.
Tidak Begitu Menarik Perhatian Warga Twitter
Dengan menggunakan kata kunci “ms glow” dan “ps glow” di Twitter, Netray mendapati 1,3 ribu twit yang membicarakan kedua topik selama periode 1-27 Juli 2022. Topik ini setidaknya dibicarakan oleh lebih dari 400 akun yang menjangkau 74,7 juta akun Twitter. Namun, interaksninya tidak begitu banyak, hanya ada 3,7 ribu reaksi yang mengisi topik ini. Sentimen negatif mengungguli perbincangan topik ini meskipun tidak dapat dikatakan begitu dominan.
Jika ditelisik lagi, perbincangan dengan kata kunci “ms glow” lebih banyak muncul daripada “ps glow”. MS Glow dibicarakan sebanyak 1,1 ribu kali sedangakan PS Glow hanya sebanyak 445 kali. Untuk muatan sentimennya, keduanya sama-sama lebih banyak dibicarakan secara negatif ketimbang positif.
Dilihat dari grafik Peak Time pada Gambar 2 di atas, perbincangan soal ms glow dan ps glow tidak begitu masif selama bulan Juli. Intensitas cukup tinggi baru terlihat sejak 18 Juli dan berlangsung selama seminggu dengan twit tidak lebih dari 300 per hari. Nama-nama pihak terkait seperti Shandy Purnamasari, Putra Siregar, Gilang, Septia kerap disebut bersama brand mereka, yakni MSGlow dan Pstore.
Warganet menanggapi kabar ini dengan beragam respons. Ada yang berharap keduanya dapat kembali menjalin silaturahmi. Ada pula yang mencoba menebak-nebak apa yang terjadi di balik perkara ini. Namun, sebagian besar warganet menanggapinya dengan santai dan tidak banyak yang dominan yang memihak salah satu di antara keduanya. Bahkan, tidak sedikit yang justru kebingungan dengan kasus yang sedang terjadi.
Isu ini dapat dikatakan tidak begitu banyak meraih atensi publik Twitter apabila dibandingkan dengan isu-isu yang dibicarakan terkait topik MS Glow pada periode sebelumnya di tahun 2022.
Seperti yang terlihat pada Gambar 5, puncak perbincangan tertinggi terjadi pada awal Februari dan pertengahan Maret 2022. Ketika Chae Eun Woo muncul sebagai brand ambasador MS Glow pada Februari dan polemik Paris Fashion Week yang diikuti oleh MS Glow dan jajarannya pada Maret beserta serentetan isu yang mengikuti pada periode ini, seperti omset Rp600 miliar perbulan dan kepemilikan jet pribadi.
Jumlah perbincangan yang mencapai lebih dari 1.500 per hari memperlihatkan betapa besar atensi warganet dalam menyikapi isu tersebut ketimbang masalah merk dagang skincare yang hanya menarik kurang dari 500 perbincangan per hari.
Di Tiktok, Warganet Serbu Produk MS Glow yang Turun Harga
Dengan kata kunci yang sama, Netray mencoba menelusuri perbincangan topik ini di Tiktok. Hasilnya, selama 1 Juli sampai 27 Juli 2022 ditemukan 335 unggahan yang menggunakan kata kunci. Meski unggahan tidak begitu banyak, interaksi perbincangan di Tiktok lebih banyak daripada di Twitter yaitu 1,3 juta reaksi seperti like, comment, dan share.
Baik di Twitter maupun di Tiktok, warganet lebih banyak me-mention MS Glow ketimbang PS Glow. Tagar msglow muncul sebanyak 320 kali sedangkan psglow hanya 104 kali. Hal ini barangkali terkait branding ms glow yang lebih dulu dibangun ketimbang psglow. Sebab, di kolom komentar beberapa postingan terkait topik ini, sejumlah warganet mengaku belum pernah mengenal produk PS Glow, sehingga merasa janggal jika PS Glow dapat memenangkan sengketa merk ini.
Dari pantauan Netray, banyak warganet Tiktok yang juga berdiri di sisi MS Glow dengan memberi dukungan kepada pihak MS Glow. Namun tidak sedikit juga warganet yang berdiri netral memandang permasalahan ini dari alasan putusan hakim, yaitu menyoal siapa yang terlebih dahulu mendaftarkan merk dagang ke HAKI.
Selain membicarakan tentang sengketa merk dagang yang baru saja diputusi Pengadilan Niaga Surabaya, warganet Tiktok juga ramai membagikan informasi soal produk MS Glow yang disebut turun harga di Tiktok Shop. Sehingga banyak warga Tiktok yang memanfaatkan kesempatan ini untuk memburu produk-produk MS Glow di TikTok Shop.
Artinya, sejauh artikel ini ditulis, pantauan Netray menunjukkan bahwa branding MS Glow tidak begitu terganggu dengan isu atau putusan yang tengah beredar. Hal ini berbeda dengan kasus Paris Fashion Week dan pajak 600 miliar pada bulan Maret 2020 yang memanen sentimen negatif untuk brand MS Glow di Twitter. Sebaliknya, di TikTok warganet justru memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerbu produk MS Glow yang turun harga.
Simak analisis lainnya di analysis.netray.id
Editor: Irwan Syambudi