Djawanews.com – Tragedi tewasnya dua pendaki perempuan, Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti Poegiono, di Puncak Carstensz baru-baru ini mengangkat nama gunung ini ke permukaan. Bagi yang belum familiar, Puncak Carstensz adalah salah satu gunung tertinggi di Indonesia yang terletak di Papua. Kenali lebih jauh tentang gunung ini lewat artikel berikut.
Puncak Carstensz
Puncak Carstensz, atau yang juga dikenal sebagai Puncak Jaya, merupakan bagian dari Pegunungan Barisan Sudirman di Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Nama Carstensz diambil dari Jan Carstenszoon, seorang pelaut Belanda yang pertama kali melihat puncak ini pada abad ke-17.
Meski populer dikenal sebagai puncak Carstensz, spot tersebut memiliki beberapa sebutan nama seperti Nemangkawi (Bahasa Amungkal), Ngga Pulu ("Ngga" berarti gunung), dan sebagainya.
Puncak tersebut berada di ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang menjadikan Carstensz sebagai puncak tertinggi di Indonesia. Sedangkan di Asia Tenggara, puncak ini berada di urutan ke-7 dan menjadi salah satu dari tujuh puncak paling tinggi di dunia. Tidak hanya itu saja, Carstensz sekaligus menjadi puncak paling menantang untuk didaki.
Salah satu yang menarik adalah bahwa Carstensz jadi satu-satunya gunung di Indonesia yang memiliki salju abadi. Puncak Carstensz yang bersalju berhasil didaki pertama kali oleh penjelajah Belanda, Hendrikus Albertus Lorentz.
Pada awal tahun 1909, Hendrikus Albertus Lorentz bersama enam orang dari suku Kenyah yang ia pekerjakan dari Apau Kayan di Kalimantan Utara berhasil mendaki puncak tersebut.
Jalur Pendakian Puncak Carstensz
Di kalangan pendaki, Gunung Carstensz memang sangat populer. Bahkan, puncak ini jadi salah satu dari rangkaian Seven Summits Indonesia sehingga banyak pendaki baik nasional maupun internasional bercita-cita menjelajah puncak ini.
Namun, pendaki yang benar-benar profesional dan matang saja yang dibolehkan mendaki. Pendaki wajib mengurus berbagai proses perizinan yang tidak mudah untuk dilengkapi. Setelah seluruh proses perizinan berhasil dilengkapi, barulah pendakian bisa dilakuan.
Jalur pendakian Carstensz cukup panjang. Sebagai awalan, pendaki harus melewati jalur dengan durasi 7 hingga 10 hari perjalanan. Jalur tersebut melewati desa penduduk, hutan, hingga sungai dengan keadaan cuaca yang tak bisa diprediksi. Jika di tahap ini berhasil, pendaki akan sampai di base camp Lembah Kuning yang menjadi awal dari perjalanan ke puncak.
Setelah itu pendaki masih harus meneruskan perjalanan selama hingga 12 jam untuk sampai puncak. Pendakian juga cukup sulit terutama faktor suhu udara yang bisa mencapai di bawah 0°C. Cuaca ekstrem juga jadi salah satu kendala karena bisa hujan, kabut, cerah, hingga badai es.