Djawanews.com – Perusahaan pembuat drone (pesawat tanpa awak) asal Turki Bayraktar, Baykar Defense dikabarkan akan meluaskan pemasarannya ke wilayah Asia, salah satu yang ditargetkan sebagai konsumen yakni Indonesia.
CEO Baykar, Haluk Bayraktar mengatakan fokus ke Asia ini penting karena China, selaku negara yang juga mampu membuat drone perang, memutuskan untuk tidak menjual drone ke negara lain. Selain RI, drone ini juga akan ditawarkan ke Malaysia dan Jepang.
"China tidak akan mau menjual drone ke banyak negara Asia di sekitarnya dan kami memberikan negara-negara itu pilihan yang lebih baik," ujarnya, dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis 17 Maret.
Drone Bayraktar, memainkan peranan besar dalam pertempuran Rusia dan Ukraina. Bahkan, drone itu dikabarkan sukses mengganggu dan merusak konvoi pasukan Kremlin.
Keberadaan Bayraktar sendiri memang telah membuat Rusia resah. Saat Kyiv dilaporkan akan membelinya dari Turki, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov mengatakan keberadaannya membuat wilayah negara itu menjadi tidak stabil.
Selain di Ukraina, Bayraktar juga pernah membuktikan debutnya dalam melawan alutsista darat buatan Rusia di negara lain. Ini terjadi di Armenia, Azerbaijan, Suriah, dan Libya.
Di sisi lain, negara-negara seperti Indonesia diketahui sedang getol dalam pengembangan alutsistanya. Media alutsista Oryx mengatakan drone ini akan mampu memperkuat kerja Angkatan Laut RI yang memiliki wilayah yang berbentuk kepulauan.
"Jika Indonesia membeli drone Baykar Akinci atau TAI Aksungur (drone buatan Turki lainnya), itu akan memberikan negara Asia Tenggara aset serangan jarak jauh", papar salah satu penulis Oryx, Stijn Mitzer.