Djawanews logo
×
  • Masuk
  • Berita Hari Ini
  • Bisnis
    • Entrepreneur
    • Market
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Infotainment
    • Inspirasi
    • Kesehatan
    • Relationship
  • Otomotif
  • Sepak Bola
  • Sport
  • Teknologi
  • Travel
  • Serba-serbi
  • Kriminal
  1. Home
  2. Berita Hari Ini
Memahami Fenomena Klitih yang Terkesan Mengakar Abadi di Yogyakarta

Memahami Fenomena Klitih yang Terkesan Mengakar Abadi di Yogyakarta

Usman Mahendra
Usman Mahendra 20 April 2022 at 12:30pm

Dilansir dari blog.netray.id: Kasus kejahatan jalanan di wilayah Yogyakarta, atau yang dikenal publik dengan sebutan ‘klitih’, kembali terdengar marak belakangan ini. Aksi klitih dilakukan oleh beberapa orang berkendara sepeda motor pada malam hari. Mereka lantas dengan sengaja menyerang pengguna jalan lain menggunakan senjata tajam. Korban bahkan sampai ada yang tewas. Aksi ini membuat jalan raya di Yogyakarta pada malam hari terasa sangat menyeramkan.

Kasus klitih ini sebenarnya telah terjadi lama di Yogyakarta. Konon menurut kabar yang tersebar, klitih adalah fenomena turun temurun. Seperti penuturan dari mantan pelaku klitih di Yogyakarta yang diwawancarai oleh Mojokdotco dalam sebuah podcast. Klitih hampir menjadi warisan pada tiap-tiap sekolah menengah atas di Yogyakarta 

Menurut narasumber tersebut, klitih di zaman sekarang telah mengalami pergeseran aksi atau tindakan jika dibandingkan dengan yang dulu kala. Awalnya, klitih adalah bagian dari tawuran antar sekolah. Sekolah-sekolah yang berseteru mencari “musuh” mereka di jalan raya tanpa menggunakan senjata tajam. Akan tetapi sejak tahun 2011an tindakan klitih tak lagi urusan sekolahan. Korban klitih bisa siapa saja yang kebetulan berpapasan dengan rombongan pelaku klitih dan kali ini menggunakan senjata tajam.

Momen-momen Puncak Perbincangan Isu Klitih

Publik dalam negeri gaduh dengan kasus yang seperti tidak pernah terselesaikan ini. Media Monitoring Netray mencoba melihat keramaian media sosial sebagai representasi publik dalam dua tahun kebelakang. Apa saja wacana yang dibicarakan warganet terkait kasus klitih ini? Dan bagaimana pola perkembangan kasus klitih selama dua tahun tersebut?

klitih
Gambar 1. Peak Time Perbincangan Klitih Selama 2 Tahun

Dengan memasukan kata kunci “klitih” pada periode 1 April 2020-10 April 2022, perbincangan seputar topik pemantauan didapati sebanyak 118,191 twit. Apabila dilihat dari grafik Peak Time di atas, antara 2020 dan 2021 sudah muncul pembahasan warganet Twitter. Akan tetapi kenaikan perbincangan tersebut tidak sebanyak perbincangan pada bulan April tahun 2022.

Tanggal 15 November 2020 terdapat 270 twit warganet yang mengulas isu klitih. Perbincangan ini terjadi karena kemunculan kasus klitih di daerah Bantul, Yogyakarta dengan korban luka-luka sebanyak dua orang. 

Kemudian 21 Januari 2021, perbincangan klitih kembali naik di jagat maya Twitter yakni sebanyak 208 twit. Pada hari itu terjadi kembali kasus klitih di daerah Tamansiswa, Yogyakarta dengan korban mengalami luka sambit.

Masih di tahun yang sama, kasus klitih kembali terjadi di daerah Kotagede, Yogyakarta. Perbincangan warganet mencapai total 550 twit pada tanggal 21 April 2021. Sederetan kasus lain masih terjadi di beberapa wilayah Yogyakarta akan tetapi intensitas perbincangan  warganet tidak begitu menonjol.

Wacana yang berkembang di kalangan warganet adalah tentang perbedaan antara begal dan klitih. Pembahasan ini mengalami kenaikan di tanggal 4 Agustus 2021 dengan twit sebanyak 573 twit. Keramaian perbincangan ini menjadi sorotan warganet yang notabene berada di luar Yogyakarta. Mereka tidak paham istilah klitih yang merupakan aksi kriminal dengan melukai orang lain di jalan raya tanpa motif spesifik. 

Tidak sedikit dari warganet yang beropini bahwa aksi klitih itu sama halnya dengan tindakan begal. Mereka tidak memahami bahwa aksi klitih tidak ditujukan untuk mengambil atau merampas barang berharga milik orang lain. Aksi kekerasan yang dilakukan begal adalah agar korbannya tidak melawan saat diambil barangnya. Sedangkan tujuan klitih hanya untuk  melukai orang tanpa mengambil harta sepeserpun.

Pembahasan warganet terus menggema di linimasa Twitter hingga akhir tahun 2021, tepatnya kembali memuncak di tanggal 28 Desember. Banyaknya kasus klitih yang tersiar di media sosial menaikan tagar #YogyaTidakAman sebanyak 5,856 twit. 

Memasuki awal tahun 2022 sempat tidak ada perbincangan seputar klitih di Twitter. Keramaian pembahasan klitih kembali terjadi lagi pada 8 April 2022. Aksi klitih menewaskan seorang siswa SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta bernama Daffa Adzin Albazith (17 tahun). Kasus tersebut memicu amarah publik. Kali ini masyarakat mengecam dan meminta tindakan klitih untuk dibasmi hingga akarnya. Masyarakat juga mendesak Pemda dan aparat untuk memberikan hukuman seberat-beratnya para pelaku. 

Kasus kematian Daffa ini menjadi puncak perbincangan klitih selama 2 tahun belakangan yakni dengan total twit sebanyak 20,766 ribu. Kasus klitih Daffa tersebut sekaligus menjadi pemicu pemerintah daerah dan aparat menindak klitih secara serius. Upaya yang dilakukan oleh aparat kepolisian dan pemerintah daerah salah satunya dengan penggantian istilah ‘klitih’. 

Berdasarkan peak time yang telah dipaparkan, aksi klitih banyak dilakukan ketika akhir pekan yaitu hari sabtu ataupun minggu. Selain bergerak di akhir pekan, beberapa kasus memuncak pada bulan-bulan akhir tahun menjelang tahun baru dan awal tahun.

Memahami Suara Warganet Kritisi Aksi Klitih 

Setelah mengulas linimasa kemunculan wacana klitih di ruang perbincangan warganet, Netray ingin melihat lebih dalam lagi bagaimana pendapat publik, termasuk warganet, fenomena sosio-kriminal ini. 

Gambar 2. Sentimen Twit Klitih

Dari keseluruhan total twit, perbincangan klitih didominasi opini bernada negatif sebanyak 80,264 ribu twit. Warganet mengkritisi dan memberikan opini atas ironi kasus klitih tersebut. Pasalnya klitih telah terjadi sejak lama tetapi pihak pemerintah maupun pihak berwajib seperti tidak menyelesaikan akar permasalah tindakan klitih.

Gambar 3. Sampel Twit Ironi Klitih

Wajar apabila warganet mengungkapkan opini seperti itu, sebab kenyataanya kasus klitih hampir terus terjadi di Yogyakarta. Selama ini masyarakat merasakan kecemasan dan kekhawatiran terkait maraknya aksi klitih ini, tetapi pihak berwenang terkesan belum memiliki solusi yang komprehensif dalam menangani kasus tersebut. 

Mahasiswa pascasarjana Universitas Sanatha Dharma, Yohanes Marino menulis tesis yang menunjukkan bahwa para pelaku ini tidak tumbuh dalam lingkungan yang steril. Studinya yang berjudul “Potret Klitih: Studi Penelusuran Identifikasi Subjek Lacanian Pelaku Klitih”    menceritakan sejumlah latar belakang sejarah hidup pelaku klitih yang semuanya masih berusia remaja.

Kekerasan dalam mendidik anak, keterasingan di pergaulan sekolah, terjerumus pada kelompok gangster, penyalahgunaan narkoba, dan segala macam persoalan pendewasaan menjadi sumber agresivitas dari sekian banyak pemuda di Yogyakarta. Kelompok-kelompok gangster kecil di Kota Pelajar ini menjadi pupuk yang membuat mereka terbiasa dengan aksi menyisir jalan raya hingga berujung tindak kekerasan.

Fenomena yang mengakar di masyarakat Yogyakarta ini seakan tidak dapat ditangkap oleh para pemangku kepentingan. Pasalnya, salah satu tawaran guna memberantas klitih adalah dengan menghapus atau mengganti pemahaman atas istilah tersebut. Keputusan penggantian istilah ‘klitih’ ini pun sontak menjadi perhatian publik. Seperti twit bernada sindiran yang dilemparkan oleh @mojokdotco dan @suhariyanto96 atas pola pikir institusi dalam menyelesaikan kasus klitih tersebut.

Gambar 4. Sampel Twit Sindiran Penyelesaian Klitih

Istilah klitih yang sudah mengalami pergeseran makna ini tidak seratus persen keliru. Dalam makalah yang ditulis mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret berjudul “Kejahatan Jalanan Klitih oleh Anak Di Yogyakarta” menyebutkan bahwa klitih berasal dari Bahasa Jawa yang mempunyai arti berjalan-jalan atau cari angin. Kecenderungan acak dari kegiatan klitih akhirnya mendapat konotasi karena dilakukan oleh pemuda bermasalah yang butuh saluran kekerasan.

Akhirnya melihat penyelesaian yang diambil oleh pihak berwenang dinilai kurang memuaskan, masyarakat berargumen untuk menerapkan hukum rimba bagi pelaku klitih. Sebab menurut warganet, pelaku klitih yang tertangkap polisi hingga dipenjara setelah keluar justru semakin menjadi berkuasa dan sombong pada anggota geng atau teman-temannya.

Gambar 5. Sampel Twit Saran Masyarakat untuk Klitih

Harapannya supaya para pelaku klitih mempunyai sedikit ketakutan dan enggan melakukan aksi klitih kembali. Sehingga aksi klitih di wilayah Yogyakarta mulai berangsur berkurang bahkan hilang. Demikian analisis Netray, simak ulasan terkini lainnya dalam blog.netray.id. 

Editor: Ananditya Paradhi

Bagikan:
#kasus kejahatan jalanan#klitih#klitih yogyakarta#media monitoring netray

Berita Terkait

    Dedi Mulyadi Sambangi Gedung KPK, Bahas Realokasi Anggaran Rp5 Triliun
    Berita Hari Ini

    Dedi Mulyadi Sambangi Gedung KPK, Bahas Realokasi Anggaran Rp5 Triliun

    Djawanews.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyambangi Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, pada Senin, 19 Mei. Kedatangan Dedi untuk membahas realokasi anggaran belanja pemerintah daerah yang nilainya ....
    MS Hadi
    MS Hadi
  • Indonesian Cinema Night di Cannes 2025, Menbud Ajak Para Sineas Dunia Bikin Film di Indonesia
    Berita Hari Ini

    Indonesian Cinema Night di Cannes 2025, Menbud Ajak Para Sineas Dunia Bikin Film di Indonesia

    MS Hadi 19 May 2025 13:08
  • Persiapan Arab Saudi Sambut Jemaah Haji 2025: Perlebar Trotoar hingga Tanam 10 Ribu Pohon
    Berita Hari Ini

    Persiapan Arab Saudi Sambut Jemaah Haji 2025: Perlebar Trotoar hingga Tanam 10 Ribu Pohon

    MS Hadi 19 May 2025 11:09
  • PPATK: Warga yang Terdampak Pemblokiran Rekening Bisa Ajukan Reaktivasi Lewat Bank
    Berita Hari Ini

    PPATK: Warga yang Terdampak Pemblokiran Rekening Bisa Ajukan Reaktivasi Lewat Bank

    Djawanews.com – Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandan memastikan masyarakat yang rekeningnya diblokir sementara tetap memiliki hak penuh atas dana yang dimiliki. Ia ....
    MS Hadi
    MS Hadi
  • Eks Presiden AS Joe Biden Didiagnosis Kanker Prostat Agresif
    Berita Hari Ini

    Eks Presiden AS Joe Biden Didiagnosis Kanker Prostat Agresif

    MS Hadi 19 May 2025 09:18
  • Pramono-Rano Tak Hadir Pembekalan Daerah Kepada Daerah PDIP, Ganjar: Sudah Izin
    Berita Hari Ini

    Pramono-Rano Tak Hadir Pembekalan Daerah Kepada Daerah PDIP, Ganjar: Sudah Izin

    MS Hadi 19 May 2025 08:04

Anda Harus Tahu

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?
Kesehatan

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda
Lifestyle

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar
Lifestyle

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android
Teknologi

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!
Lifestyle

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan
Kesehatan

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan

Populer

Disdik DKI Larang Pungutan Biaya Wisuda di Sekolah, Berlaku untuk Semua Jenjang
Berita Hari Ini

1

Disdik DKI Larang Pungutan Biaya Wisuda di Sekolah, Berlaku untuk Semua Jenjang

AHY: Pertumbuhan Hijau Harus Jadi Strategi Global, Bukan Sekadar Slogan Rep/Cam: Nuryanto
Berita Hari Ini

2

AHY: Pertumbuhan Hijau Harus Jadi Strategi Global, Bukan Sekadar Slogan Rep/Cam: Nuryanto

Pelajaran Coding dan AI Diajarkan di Sekolah Mulai Tahun Ini, Tunggu Permendikdasmen
Berita Hari Ini

3

Pelajaran Coding dan AI Diajarkan di Sekolah Mulai Tahun Ini, Tunggu Permendikdasmen

Kepala BNN Jamin Pengguna Narkoba yang Lapor untuk Rehabilitasi Tidak Akan Dihukum
Berita Hari Ini

4

Kepala BNN Jamin Pengguna Narkoba yang Lapor untuk Rehabilitasi Tidak Akan Dihukum

DPRD Usulkan Pemprov DKI Denda Orangtua yang Anaknya Bolos Sekolah atau Tawuran
Berita Hari Ini

5

DPRD Usulkan Pemprov DKI Denda Orangtua yang Anaknya Bolos Sekolah atau Tawuran

Pilihan Editor

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien
Berita Hari Ini

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya
Berita Hari Ini

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said
Berita Hari Ini

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD
Berita Hari Ini

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa
Berita Hari Ini

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa
Berita Hari Ini

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa

Follow Google News Kami: Djawanews logo
Djawanews logo
Tentang Kami Kontak Kami Privacy Policy Redaksi Pedoman Media Siber Karir
fb
tw
ig
© Copyright 2025 Djawanews Media Utama
arrow-up