Djawanews.com – Mantan presiden Afghanistan Ashraf Ghani kembali membantah tuduhan telah membawa sejumlah besar dana milik Afghanistan keluar dari negara tersebut.
"Saya sekarang harus mengatasi tuduhan tak berdasar, ketika saya meninggalkan Kabul, saya membawa jutaan dolar milik rakyat Afghanistan. Tuduhan ini sepenuhnya dan sepenuhnya salah. Korupsi adalah wabah yang telah melumpuhkan negara kita selama beberapa dekade dan memerangi korupsi telah menjadi salah fokus utama dari upaya saya sebagai presiden," tulisnya dalam pernyataannya di Twitter Rabu kemarin, mengutip TASS 8 September.
Selain itu, politisi tersebut mengatakan dia bersedia menjalani 'audit resmi atau penyelidikan keuangan' yang berada di bawah naungan PBB atau badan independen lainnya yang berwenang, untuk membuktikan kebenaran pernyataannya.
Dalam kesempatan tersebut, Ashraf Ghani kembali menekankan, keputusan untuk melarikan diri dari Afghanistan adalah yang paling sulit yang pernah dia buat.
"Saya percaya itu satu-satunya cara untuk membungkam senjata dan menyelamatkan Kabul dan 6 juta warganya," tambahnya.
Bulan lalu, beberapa hari setelah pengambilalihan Kabul oleh Taliban, Ghani juga membantah tuduhan melarikan uang milik negara, serta memilih menyingkir kelaur negeri untuk menghindari pertumpahan darah yang lebih besar, dalam video yang dibuat di Qatar.
"Jangan percaya siapa pun yang memberi tahu Anda, jika presiden Anda menjual Anda dan melarikan diri untuk keuntungannya sendiri dan untuk menyelamatkan hidupnya sendiri. Tuduhan ini tidak berdasar dan saya sangat menolaknya," kritiknya, mengutip CNA 18 Agustus.
"Saya diusir dari Afghanistan sedemikian rupa, sehingga saya tidak mendapat kesempatan untuk melepas sandal dan memakai sepatu," tambahnya, menggaris bawahi dia tiba di UEA dengan tangan kosong.
Dalam kesempatan tersebut Ashraf Ghani mengklaim, Taliban telah memasuki Kabul meskipun ada kesepakatan untuk tidak melakukannya.
"Seandainya saya tinggal di sana, seorang presiden terpilih Afghanistan akan digantung lagi tepat di depan mata rakyat Afghanistan sendiri," ungkapnya.
Untuk diketahui, Taliban telah berulang kali menuduh mantan pemimpin itu telah mencuri uang milik warga Afghanistan, mendesaknya untuk mengembalikan dana yang diperoleh secara ilegal.
Pada saat yang sama, mereka mencap pelariannya dari Kabul sebagai kesalahan, karena hal itu menyebabkan ketegangan yang tidak perlu di ibukota Kabul, karena mereka mengklaim telah mengusulkan cara damai untuk menyerahkan kekuasaan.