Djawanews.com – Kondisi panik saat gempa bumi mengguncang Karachi, Pakistan selatan, Senin (2/6) malam, dimanfaatkan para tahanan di Penjara Malir untuk melarikan diri. Lebih dari 200 tahanan berhasil kabur saat gempa terjadi.
Menteri Hukum, Zia-ul-Hasan Lanjar, mengungkapkan bahwa petugas penjara semula mengizinkan tahanan keluar sel menuju halaman karena kekhawatiran akan kerusakan struktur bangunan akibat gempa.
"Di sini sempat panik karena getaran gempa," kata Lanjar dilansir Reuters, Selasa, 3 Juni.
Dalam kondisi itu, petugas kesulitan untuk mengendalikan kerumunan yang jumlahnya mencapai 1.000 orang.
Para napi kabur sebelum tengah malam hingga Selasa dini hari. Polisi mengatakan para tahanan merampas senjata dari petugas penjara, yang menyebabkan baku tembak, dan kemudian mendobrak gerbang utama.
Pada Selasa, reporter Reuters di lokasi kejadian melihat pecahan kaca dan peralatan elektronik yang rusak di dalam penjara.
Ruang pertemuan, tempat para tahanan bertemu keluarga mereka, ikut digeledah.
Peristiwa ini menjadi salah satu pelarian penjara terbesar yang pernah ada di Pakistan. Penjara di distrik Malir di Karachi, kota terbesar di Pakistan, berada di lingkungan permukiman dan industri yang miskin.
Polisi berhasil menangkap beberapa tahanan yang sempat kabur.
Kepala polisi provinsi Ghulam Nabi Memon mengatakan sebagian besar tahanan terlibat dalam kejahatan kecil seperti kecanduan narkoba.
Baku tembak dilaprokan mengakibatkan satu orang tahanan tewas, sementara tiga staf penjara terluka.
Murad Ali Shah, kepala menteri provinsi, mengatakan sekitar 80 tahanan ditangkap kembali.
Dia memperingatkan mereka yang masih bebas untuk menyerahkan diri, atau menghadapi tuduhan serius karena melarikan diri.
"Dakwaan kejahatan kecil akan menjadi kasus besar seperti terorisme," kata Shah.