Djawanews.com – Salah satu personil grub musik Project Pop, Hermann Josis Mokalu atau Yosi Project Pop tiba-tiba dituduh menjadi pengelola anggaran Rp90 miliar influencer pemerintah yang gembor-gemborkan.
Yosi menyatakan jika Siberkreasi tidak pernah mendapatkan dana Rp90 miliar. Ketua Umum Siberkreasi tersebut bahkan mengaku jika anggaran untuk proyek lembaganya tidak sebesar itu.
"Itu boro-boro Rp 90 M. Kita untuk 14 kegiatan di lima kota itu budgetnya Rp 1,6 M. That's it," jelas Yosi (30/8).
Menariknya, menurut penjelasan Yosi para pekerja di Siberkreasi tidak ada yang digaji lantaran Siberkreasi merupakan wadah kolaborasi dan sifatnya sukarela.
"Terus para pekerja di Siberkreasi tidak ada yang digaji. Ada kan yang bilang harus kerahkan KPK untuk periksa rekening saya, ya silahkan. Paling saya malu dikit karena ada kasbon juga sama manajer sekali-kali," terang Yosi.
Sebelumnya tudingan dana Rp90 miliar yang masuk ke Siberkreasi, bermula pernyataan Staf Ahli Menkominfo Henry Subiakto yang menjelaskan jika salah satu program Siberkreasi adalah memberi pelatihan pada masyarakat untuk jadi influencer.
Berawal dari pernyataan Henry Subiakto tersebut, kemudian Siberkreasi menjadi ramai diperbincangkan di media sosial dan dianggap sebagai wadah pelatihan influencer dan buzzing.
Jadi kabar jika Yosi Project Pop dituduh jadi pelatih influencer buzzing tampaknya tidak memiliki barang bukti yang cukup kuat. Jangan lupa simak berita menarik lainnya hanya di Warta Harian Nasional Djawanews.