Djawanews.com – Wakil Khatib Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bogor KH Khoitimi Bahri menanggapi pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang menyebut “Tuhan bukan orang Arab”.
Kyai Khoitimi menilai pernyataan Jenderal Dudung soal Tuhan bukan orang Arab itu bukan termasuk penistaan agama.
Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor ini mengatakan pernyataan tersebut perlu dipahami maksud dan konteks tata bahasanya.
"Yang disampaikan Kasad adalah masalah berdoa setelah salat. Jika sekelompok pelapor memang benar ulama, tentu tidak asing dengan objek pembicaraan bahwa dalam Bahasa Arab dan dalam ilmu Ushul Fiqih ada istilah siyaqul kalam," kata Kyai Khotimi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis 11 Februari.
Kyai Khoitimi menjelaskan istilah siyaqul kalam merupakan bahasa yang digunakan saat seseorang sedang berdoa. Ketentuan dalam Islam, kata dia, mengatur berdoa merupakan ibadah yang dapat menggunakan bahasa apa pun.
"Konteksnya adalah berdoa kepada Allah tidak harus menggunakan bahasa Arab. Dalam ilmu Nahwu (tata bahasa Arab), pernyataan seperti itu adalah ta’kid atau penegasan. Jika pelapor memang ulama, mestinya paham ilmu Nahwu dan ilmu Ushul Fiqih dalam memahami pernyataan Kasad," jelasnya.
Selain itu, Kyai Khotimi juga tidak sependapat dengan argumen para pelapor bahwa ucapan Jenderal Dudung itu menyamakan Tuhan dengan manusia. Dia juga tidak menafikan adanya sekte dalam Islam, yang berusaha mengumpamakan Tuhan sebagai manusia, yaitu mujassimah dan musyabbihah.
Namun, Kyai Khotimi yakin Jenderal Dudung bukan bagian dari kelompok itu.
"Faktanya, Jenderal Dudung adalah muslim ahlussunnah wal jamaah, sebagaimana umat Islam pada umumnya di dunia," kata Kiai Khotimi Bahri.
Sebelumnya, dalam acara Podcast Deddy Corbuzier, Dudung menyampaikan pernyataan yang memuat kalimat "Tuhan kita bukan orang Arab".
"Saya kalau berdoa pakai Bahasa Indonesia. Tuhan kita bukan orang Arab. Saya (berdoa) pakai bahasa Indonesia, Ya Tuhan, Ya Allah Swt, saya ingin membantu orang, saya ingin menolong orang, itu saja doanya. Itu saja," kata Dudung kala itu.
Kemudian pernyataan itu dianggap sebagai penistaan agama Islam oleh kelompok yang mengatasnamakan Koalisi Ulama, Habaib dan Pengacara Anti Penodaan Agama (KUHAP APA).