Djawanews.com – Kondisi kualitas udara Jakarta kembali memburuk di musim kemarau ini, menempatkan ibu kota di peringkat ketiga dengan kualitas udara terburuk di dunia, menurut data situs pemantau kualitas udara IQAir. Pada Rabu pagi, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta tercatat di angka 177 dengan partikel halus (PM2.5) yang masuk dalam kategori tidak sehat.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan pencemaran udara merupakan masalah global yang juga dialami oleh kota-kota besar lainnya.
"Ya, pertama, memang dunia begitu ya, semua (tercemar) polusi," ujar Heru saat ditemui di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
Namun, Heru mengklaim Pemprov DKI Jakarta terus menyiapkan langkah untuk menekan angka pencemaran udara udara. Salah satunya dengan pemasangan watermist atau penyemprotan air dari atas gedung-gedung tinggi.
"DKI kan ada watermist, nanti ada pembatasan kendaraan, uji emisi," ungkap dia.
Adapun kota dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia adalah Delhi, India dengan indeks kualitas udara di angka 302, kemudian di urutan kedua diikuti Kinshasa, Kongo di angka 251 dan di urutan keempat diikuti Kumpala, Uganda di angka 176.
Sementara itu, Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menunjukkan bahwa kualitas udara di Jakarta juga berada pada kategori tidak sehat.
Kategori kualitas udara tersebut berarti tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
Sejumlah wilayah yang terpantau Bundaran HI (106), Kelapa Gading (116), Jagakarsa (127), Kebon Jeruk (136) dan Lubang Buaya (106).