Djawanews - Lansia adalah kelompok yang jadi target prioritas vaksinasi tahap ini. Beragam cara dikeluarkan agar seluruh lansia --tanpa terkecuali-- bisa mendapat vaksin.
Kita tengok apa yang dilakukan Pemkot Surabaya. Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan inovasi, petugas menjemput bola atau mendatangi rumah lansia satu per satu untuk disuntik vaksin. Kadinker Kota Surabaya Febria Rachamanita mengatakan, jemput bola atau istilahnya sweeping lansia ini dilakukan dengan tujuan agar tidak ada satu pun para lansia yang tidak menerima vaksin.
"Ini upaya yang kami lakukan agar seluruh lansia mendapatkan vaksin. Jangan ada yang tertinggal,” kata Febria Rachmanita, Sabtu (10/4) kemarin.
Dia yang biasa disapa Feny bilang, lansia yang disuntik vaksin di masing-masing rumahnya dilakukan kalau mereka tidak dapat datang ke puskesmas. Dia menjelaskan ketidakhadiran lansia itu, disebabkan karena lansia takut, tidak boleh anaknya, atau tengah menderita penyakit (komorbid).
“Jadi dengan begitu kami door to door ke rumah lansia. Alhamdulillah setelah kami datangi mereka tidak mengalami penolakan. Kami lakukan pendekatan humanis sehingga lansia berkenan suntik,” lanjut dia.
Tidak hanya itu, Feny bercerita kejadian unik ketika petugas Dinkes mendatangi wilayah RW 05 Simogunung Barat Kelurahan Simomulya, Kecamatan Sukomanunggal. Petugas meminta agar lansia yang akan divaskin di balai RW. Akhirnya, ketua RT/RW berkumpul untuk membujuk lansia agar mau divaksin dengan cara dijemput dengan kereta odong-odong. Alhasil, dari cara tersebut cukup puluhan lansia berhasil divasksin dan diajak keliling Surabaya barat setelah suntik.
“Pada waktu itu kami mencari cara bagaimana caranya agar lansia mau divaksin. Alhamdulillah ketua RT 1 – 5 mencari alternatif dan ketemu lah cara itu. Ternyata tidak disangka mereka (lansia) berkenan vaksin dan akhirnya setelah itu mereka keliling-keliling,” papar Feny.
Bahkan, Feny mengungkapkan ada sekitar 80 orang lansia berhasil divaksin. Dia berharap ke depan, RT/RW yang memiliki lansia belum divasin bergotong-royong membantu mencari cara alternatif dengan menggunakan pendekatan humanis seperti yang dilakukan RT/RW Simogunung.
“Gotong-royong yang sangat luar biasa. Harapan kami ini terjadi di semua wilayah yang terdapat lansia belum divaksin ya. Karena kan RT/RW lebih mengerti apa yang menjadi kesukaan warganya,” urai dia.