Djawanews.com – Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Pol Agus Suryo Nugroho, mengidentifikasi empat titik rawan yang berpotensi menimbulkan kemacetan selama arus mudik Lebaran 2025. Keempat titik tersebut meliputi jalur tol, jalur arteri, pelabuhan penyeberangan, dan lokasi wisata.
Identifikasi tersebut dilakukan setelah Korlantas melakukan survei dan analisis terhadap jalur untuk melihat potensi kemacetan bisa terjadi selama arus mudik tahun ini.
“Kalau ditanya kesiapan dalam pelaksanaan mudik, kami siap melaksanakan mudik tahun 2025 dan sudah melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menjamin mudik tahun ini berjalan aman, nyaman dan selamat,” ujar Irjen Pol Agus, dalam keterangannya, Jumat, 7 Maret.
Sebelumnya, Irjen Pol Agus telah mengungkapkan identifikasi titik rawan macet salah mudik Lebaran 2025 dalam diskusi Fraksi PKB DPR RI bertajuk Mudik Nyaman di Tengah Efisiensi Anggaran, di Kompleks Parlemen, Kamis, 6 Maret.
Diprediksi, puncak pergerakan masyarakat pada arus mudik tahun ini akan dimulai mulai 28-30 Maret 2025. Namun dimungkinkan ada pergeseran arus mudik menjadi tanggal 22-27 Maret 2025 karena adanya kebijakan pemerintah yang mengatur fleksibilitas kerja bagi aparatur sipil negara (ASN) yakni work from anywhere (WFA), work from office (WFO) dan work from home (WFH).
Kebijakan pemerintah untuk ASN ini dibarengi dengan kebijakan belajar mandiri dari tanggal 21-27 Maret 2025 yang memungkinkan terjadinya pergeseran arus mudik.
Agus mengungkapkan mudik lebaran tahun ini diperkirakan akan ada peningkatan volume kendaraan termasuk di rest area pada ruas jalur tol maupun arteri menuju Jawa, Bali dan Sumatera. Untuk mengurai kemacetan di rest area, pihaknya akan melakukan beberapa upaya.
“Kami akan membuat buka tutup rest area. Jika kondisi rest area penuh, maka kami akan menutup akses masuk ke rest area. Kami mengharapkan masyarakat meminimalisir berhenti di bahu jalan tol demi keselamatan bersama,” paparnya.
Untuk mengatasi kemacetan dikarenakan kepadatan volume kendaraan, lanjut Agus, pihaknya juga akan melakukan penambahan kapasitas jalur. Misalnya di tol Cipali dari KM 72 sampai KM 110 yang semula dua jalur menjadi tiga jalur pada puncak periode arus balik mudik tahun ini.
Penambahan jalur ini berpotensi akses ke Gerbang Tol Cikatama menjadi lebih cepat sehingga dilakukan pengalihan kendaraan via Cisumdawu apabila terjadi kepadatan menjelang GT Cikatama.
Agus melanjutkan, pelabuhan penyebrangan juga berpotensi terjadinya kemacetan saat mudik, terutama di penyebrangan Bakauheni-Merak. Upaya minimalisir dilakukan dengan hanya menerapkan hanya satu harga tiket yakni hanya tiket reguler saja.
Selain itu, kendaraan bermotor juga dialihkan ke akses jalur lain menuju penyebrangan untuk meminimalisir terjadinya kepadatan. Kemudian, tempat wisata yang juga kerap terjadi kepadatan diupayakan adanya skenario pengalihan arus lalu lintas.
“Kawasan seperti Puncak saat lebaran saja sudah selalu terjadi kepadatan. Apalagi saat lebaran. Kami sudah melakukan skenario misalnya adanya jalur one way. Tapi ini tergantung volume kepadatan kendaraan,” pungkasnya.