Djawanews.com – Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Riau, Fanny Wahyu mengungkapkan kondisi terkini empat WNI korban penembakan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM). Mereka saat ini masih tertahan dan menjalani perawatan di Malaysia.
Keempat WNI tersebut adalah MH dan AR yang berasal dari Aceh, MZ dari Riau, serta AH yang diduga berasal dari Kepulauan Riau (Kepri).
Fanny Wahyu menyampaikan bahwa kondisi MH dan AR masih kritis, sedangkan MZ dan AH mulai membaik dan sudah bisa diajak berkomunikasi.
"Dua korban sudah dapat berkomunikasi dan memberikan keterangan terkait kejadian sebenarnya. Berdasarkan kesaksian MZ, para WNI tidak melakukan serangan terhadap aparat APMM Malaysia, berbeda dengan klaim yang sebelumnya disampaikan oleh pihak Malaysia," ujar Fanny.
Pemerintah Indonesia melalui BP2MI mendesak otoritas Malaysia untuk transparan dalam mengungkap kronologi kejadian.
"Perwakilan BP2MI melalui Kementerian Luar Negeri dan KBRI terus mengawal kasus ini, memastikan para korban mendapatkan perawatan yang layak serta mencari kejelasan mengenai insiden yang sebenarnya terjadi. Pemerintah akan terus mengawal hingga para korban benar-benar pulih dan dapat kembali ke Indonesia," tambahnya.
Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, BP3MI Riau mengimbau masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri agar menempuh jalur resmi.
“Jika ingin bekerja di luar negeri, patuhi aturan, prosedur, dan persyaratan yang telah ditetapkan. Hindari oknum atau sindikat yang menawarkan pekerjaan secara instan atau ilegal. Dengan mengikuti aturan pemerintah, pekerja migran dapat memperoleh perlindungan maksimal," pungkas Fanny.