Dilansir dari blog.netray.id: Nama Mulan Jameela ramai menjadi sorotan setelah dirinya menyampaikan pendapat terkait subsidi kompor listrik yang akan digelontorkan pemerintah. Tak hanya menjadi bahan pemberitaan media, warganet Twitter pun ramai-ramai mengomentari hal tersebut. Dalam sepekan pemantauan, topik ini telah dibicarakan warganet dalam 38 ribu twit dengan dominasi sentimen negatif.
Isu pengalihan kompor konvensional menjadi kompor listrik kian santer diberitakan setelah rapat Komisi VII dengan Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Kementrrian Perindustrian, di DPR, Senayan, Jakarta pada Rabu (21/9/2022) digelar.
Dengan memantau pemberitaan melalui Media Monitoring Netray, ditemukan sebanyak 700 artikel dari 85 media yang membahas kata kunci kompor listrik selama periode 20-26 September 2022. Adapun portal berita yang paling banyak memberitakan isu ini ialah CNN Indonesia dengan total sebanyak 63 artikel, disusul dengan Kompas 55 artikel dan Liputan6 41 artikel.
Selain kritik Mulan Jameela terhadap kebijakan baru tersebut, nama perusahaan pemasok kompor listrik juga menjadi isu yang paling banyak diberitakan dalam seminggu ini. Salah satu perusahaan tersebut menjadi sorotan lantaran pemiliknya merupakan konglomerat di Indonesia.
Setidaknya ada 11 perusahaan yang masuk ke dalam jajaran pemasok kompor listrik yang rencananya akan memproduksi sebanyak 5 juta unit hingga 2023. PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) milik konglomerat Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono menjadi bahan pemberitaan media. Perusahaan milik Hartono bersaudara ini diklaim akan meningkatkan produksi sebanyak sejuta unit pada 2023. Dengan adanya program tersebut, Hartono bersaudara digadang-gadang akan mendapat keuntungan.
Selain itu, pendapat Mulan terkait kebijakan peralihan kompor konvensional ke listrik juga tengah menjadi sorotan. Mantan penyanyi grup Ratu tersebut mengatakan bahwa pemerintah perlu mengkaji ulang kebijakan tersebut lantaran menurutnya kebijakan ini hanya akan menambah persoalan baru.
Ia berpendapat bahwa penggunaan kompor listrik tidak cocok untuk masakan Indonesia sebab jenis dan porsi masakan Indonesia tidak sesederhana masakan yang pada umumnya dimasak menggunakan kompor ini. Belum lagi dalam penggunaannya, kompor listrik juga membutuhkan peralatan masak khusus, seperti wajan khusus kompor listrik. Hal tersebut dinilai akan menjadi beban tambahan bagi penerima subsidi.
Sorotan Warganet Twitter
Dengan periode pemantauan dan kata kunci yang sama, Netray juga mengamati isu ini pada kanal Twitter. Hasilnya, ditemukan sebanyak 39,9 ribu twit yang mendapat impresi hingga 40,3 juta dan berpotensi menjangkau 166,9 juta akun membicarakan topik ini.
Sama halnya dengan media pemberitaan, perbincangan warganet Twitter terkait isu ini juga didominasi oleh sentimen negatif sebesar 60 persen. Dari pantauan Netray, sebagian besar berisi keluhan terkait kebijakan yang akan segera digelontorkan. Biaya tagihan listrik yang akan membengkak serta ketidakcocokan dengan cara memasak orang Indonesia menjadi hal yang juga disoroti warganet
Kritik Pengadaan Kompor Listrik
Masakan Indonesia didominasi dengan olahan yang membutuhkan waktu lama sehingga penggunaan kompor listrik dirasa tidak cocok. Distribusi panas yang berbeda dengan kompor konvensional dinilai akan memperlambat proses memasak yang pada akhirnya akan menyebabkan tagihan lisrik membengkak dan berujung pada bertambahnya pengeluaran rumah tangga. Maka tak ayal, banyak warganet yang mendukung pernyataan Mulan terkait hal ini.
Kritikan tak hanya perihal tagihan listrik dan ketidakcocokan dengan jenis masakan Indonesia, isu oversupply yang dialami oleh PLN juga menjadi sasaran warganet. Tak sedikit dari warganet yang berpendapat bahwa kebijakan tersebut merupakan ‘akal-akalan’ pemerintah dalam mengatasi kelebihan pasokan listrik.
Tak hanya itu, kritik terkait mengalirnya anggaran atau ‘uang rakyat’ ke tangan pengusaha juga ramai disampaikan warganet. Pembagian kompor listrik yang digadang-gadang akan dibagikan dengan cuma-cuma tersebut dinilai tak sesuai dengan realita yang terjadi di baliknya. Warganet beranggapan bahwa subsidi kompor listrik hanya akan semakin menguntungkan pengusaha, yakni produsen kompor listrik yang ditunjuk sebagai vendor.
Menanggapi hal tersebut, berdasarkan pengumuman terbaru, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa kebijakan ini resmi ditunda dan tidak akan dilaksanakan pada tahun 2022. Dalam keterangan tambahannya, pemerintah tengah mengkaji ulang terkait anggaran dan akan menerima masukan atau suara rakyat mengenai hal tersebut. Meski demikian, tidak dapat dipungkiri jika isu ini terlanjur menjadi sorotan publik hingga menjadi ajang kritik warganet terhadap pemerintah.
Demikian hasil pengamatan Netray, simak informasi terkini lainnya melalui https://analysis.netray.id/
Editor: Winda Trilatifah