Djawanews.com – Politikus senior PDIP Panda Nababan mengungkap cerita perseteruan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dengan Ketua Umum NasDem Surya Paloh. Adu fisik bahkan disebut nyaris dilakukan keduanya.
Cerita itu diungkap Nababan melalui bukunya 'Panda Nababan Lahir Sebagai Petarung: Sebuah Otobiografi, Buku Dua: Dalam Pusaran Kekuasaan'. Dalam bukunya, Panda beberapa kali menyinggung ketidakharmonisan Luhut dengan Surya Paloh.
Salah satu konflik antara Luhut dan Surya Paloh diceritakan Panda Nababan dalam bab 'Informan Jokowi'. Panda mengatakan hampir terjadinya perkelahian antara Luhut dan Surya Paloh terjadi menjelang Munas Golkar pada 2014.
"Ketika Jokowi belum lagi genap dua bulan sebagai presiden di periode pertamanya, misalnya, saya informasikan mengenai konflik yang terjadi antara Luhut B. Panjaitan dan Surya Paloh, menjelang Munas Golkar tahun 2014. Partai Golkar ketika itu memang sedang kisruh karena terjadi polarisasi terkait akan diadakannya pemilihan ketua umum baru," demikian tulis Panda pada Jumat, 24 Juni.
Panda Nababan mengaku mendapatkan informasinya itu dari seorang kawan. Dia mengaku langsung mengkonfirmasi perihal perkelahian itu kepada Luhut dan Surya Paloh. "Menurut kawan saya, Luhut dan Surya bahkan sempat akan berkelahi secara fisik di Hotel Borobudur, Jakarta," lanjut Panda.
Panda menyebut pengusaha Tomy Winata saat itu menjadi saksinya. Sebab, Tomy Winatalah yang kala itu mempertemukan Luhut dan Surya Paloh untuk menjadi penengah. Panda mengaku sudah mengkonfirmasi cerita ini langsung kepada Tomy Winata.
"Aduh, Pak Panda, maksud saya sebenarnya baik, saya mau mempertemukan mereka karena keduanya kan sama-sama teman. Tapi saya tidak menyangka keduanya malah jadi ribut. Menyesal juga saya," tulis Panda mengutip ulang pernyataan Tomy Winata kepadanya.
Panda Nababan Klarifikasi ke Surya Paloh
Setelah mendengar cerita Tomy Winata, Panda pun menemui Surya Paloh. Kepadanya, Surya Paloh menuturkan bahwa peristiwa itu hanya membuatnya malu. Panda mengaku saat itu meminta Surya Paloh untuk tak malu, karena perbedaan pendapat merupakan hal wajar.
Akhirnya, Surya Paloh pun berkenan untuk bercerita. Panda mengatakan Surya Paloh sebagai orang yang dibesarkan oleh Golkar kala itu mengaku merasa masih memiliki tanggung jawab saat internal Golkar bermasalah. Hal itulah yang memicu Luhut, yang merupakan kader Golkar, berang ke Surya Paloh.
Tak ingin hanya mendapat informasi dari satu pihak, Panda pun menemui Luhut. Kala itu, kata Panda, Luhut menyangka Surya Paloh mengadu mengenai pertikaian keduanya itu. Panda pun saat itu langsung tegas membantah.
Kepada Panda Nababan, Luhut bercerita mulanya hanya mengingatkan Surya Paloh untuk tidak lagi cawe-cawe dengan urusan Golkar. Namun, menurut Luhut, Surya Paloh kala itu tetap berkeras.
"Tapi, dia keras kepala, Pan. Padahal, apa pun alasannya, apa pun pembenarannya, dia enggak ada urusan lagi sama Golkar," demikian kata Luhut saat itu yang ditulis ulang oleh Panda.
Setelah mendapatkan informasi dari kedua belah pihak, Panda lantas menceritakan kembali perihal konflik Luhut dengan Surya Paloh ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Panda mengaku merasa memiliki tanggung jawab moral untuk menyampaikan perihal konflik dua orang itu ke Jokowi. Sebab, baik Luhut maupun Surya Paloh nantinya adalah tokoh-tokoh yang nantinya kerap berhubungan dengan Presiden.
"Jadi, bagus juga Presiden Jokowi mengetahui apa yang terjadi atas beberapa kelakuan 'teman baru' dalam perpolitikan tingkat tinggi ini," kata Panda Nababan dalam bukunya.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.