Djawanews.com – Kericuhan terjadi di arena Muktamar NU ke-34 di Lampung saat membahas agenda tata tertib sidang muktamar. Hal ini menjadi sorotan ulama NU KH Luthfi Bashori. Bahkan dia sampai menulis postingan Aswaja kok preman perilakunya.
Dalam postingannya di media sosial, KH LUhtfi yang bermukim di Malang ini mengkritik kalangan Aswaja tapi kok preman perilakunya.
“BUAH SEMANGKA ITU, Kulitnya Hijau, Dagingnya Merah. Bajunya Hijau, Hatinya Merah. Tampilannya Aswaja, perilakunya Preman. Kok bisa-bisanya ‘bentrok’ di arena musyawarah Ulama. Prihatin & sedih menontonnya,” tulis KH Luthfi pada postingannya dikutip Kamis 23 Desember.
Kericuhan terjadi kemarin malam dalam pembahasan sidang pleno tata tertib Muktamar NU.
Ketegangan yang berujung kericuhan itu saat pembahasan Pasal 3 tentang kuorum.
Ketua sidang pleno, M. Nuh diprotes oleh peserta muktamar dari Gorontalo. Muktamirin ini meminta pimpinan sidang untuk membacakan semua saja yang hadir dalam Muktamar.
Protes itu dilakukan karena ada beberapa pimpinan cabang sudah melaksanakan Musyawarah Cabang tapi belum mendapakkan SK dari PBNU. Makanya peserta dari Gorontalo tersebut meminta pimpinan sidang untuk membacakan saja semua peserta yang hadir di arena Muktamar NU.
Pimpinan sidang menawarkan pasal soal aturan keabsahan pengurus wilayah, pengurus cabang dan pengurus cabang istimewa yang punya hak suara sebaiknya dibahas di akhir saja, dengan dalih supaya pembahasan pasal lainnya tidak tertunda.
Namun tawaran tersebut ditolak, mereka minta pasal soal keabsahan pengurus NU itu dibahas di awal sampai akhir.
Kemudian perbedaan itu kemudian menimbulkan ketegangan, muktamirin berdiri, saling teriak dengan muktamirin lain, berujung kericuhan. Fakta di lapangan terjadi dualisme kepengurusan PWNU, beberapa ada yang belum mendapatkan SK.