Djawanews.com – Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, membantah pernyataan Jusuf Kalla yang menyebut pekerja smelter nikel adalah pekerja dari Cina. Menurut Luhut, saat awak smelter berdiri memang banyak pekerja Cina yang dipekerjakan. Namun, saat ini pekerja di lokasi tersebut banyak yang merupakan warga lokal.
"Engga betul, kalau waktu constructor dulu, awal-awal tahun 2014 ya, sekarang sudah banyak orang Indonesia, pergi lihat sana," ujar Luhut Binsar saat ditemui usai acara Demi Indonesia di Jakarta Selatan, Sabtu, 29 Oktober.
Pada Jumat (28/10) kemarin, Jusuf Kalla atau JK mengkritik pengelolaan nikel di Indonesia yang banyak dilakukan oleh pekerja dari Cina. JK memaparkan bahwa mereka bekerja di sektor smelter. Hal tersebut jelas bertentangan dengan pernyataan Luhut Binsar soal penguasaan pekerja lokal di smelter.
"Ini (Indonesia) daerah kaya nikel, tapi yang kerja semua Cina, dari daratan sampai tukang las," kata eks Wakil Presiden itu dalam peringatan HUT ke-70 Kalla Group, di Jakarta Pusat pada Jumat, 28 Oktober lalu.
JK menyebut Kalla Group sedang melakukan pengerjaan smelter nikel mandiri. JK mengklaim smelter yang pihaknya bangun dibuat oleh anak negeri dan pekerjanya pun diambil dari warga sekitar. "Kita bikin smelter, kita belajar sendiri. Insya Allah tahun depan smelter pertama milik nasional akan beroperasi," kata JK. Jadi menurut Anda, apakah smelter nikel di Indonesia kini telah menyerap banyak pekerja lokal Indonesia sesuai dengan pernyataan Luhut Binsar?
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.