Jakarta, (2/01/2020) – Tahun 2020, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memprediksi kemarau panjang tidak akan terjadi. Hal ini diungkapkan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat saat memberikan paparan dalam acara Kaleidoskop Bencana 2019 dan Outlook bencana 2020 di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (30/12/2019).
Dwikorita mengatakan, kemarau panjang yang sempat terjadi di tahun 2019 tidak akan terulang di tahun 2020. Hal ini didasarkan pada hasil analisis yang dilakukan BMKG, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), dan National Aeronautics and Space Administration (NASA).
“Diprediksi tidak akan terjadi musim kemarau yang berkepanjangan, yang panjang seperti tahun lalu,” kata Dwikorita.
Kemarau Panjang Tidak Terjadi karena Dua Hal
Menurut Dwikorita, ada beberapa hal yang membuat musim kemarau di tahun 2020 tak sepanjang tahun sebelumnya. Pertama, tidak terdapat indikasi fenomena perbedaan signifikan suhu air laut antara Samudera Hindia di sebelah barat daya Pulau Sumatra dengan suhu air laut di sebelah Timur Afrika.
“Sehingga bisa dikatakan suhu permukaan air laut di Indonesia juga normal. Artinya diprediksi seperti itu (diprediksi kemarau tidak panjang),” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita.
Alasan kedua, dari analisis yang dilakukan BMKG dan dua lembaga di atas, pertumbuhan El Nino di tahun 2020 adalah netral. Artinya, dampak El Nino tidak akan terjadi lagi. Kondisi seperti ini, kata Dwikorita, akan terjadi hingga Juni 2020.
“Jadi prediksi ini berlaku sampai Juni. Kondisinya netral,” tambahnya lagi.
Dwikorita juga menjelaskan, musim kemarau tahun 2020 diperkirakan akan dimulai pada bulan April, dan berakhir pada bulan Oktober. Meski begitu, tahapan musim kemarau terjadi tidak serempak di seluruh wilayah di Indonesia, begitu juga dengan akhir musim kemarau.
“Mulainya dan berakhirnya juga tidak serempak. Mulai April terutama di wilayah Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara,” tutur Dwikorita.
Dalam acara jumpa pers tersebut, BMKG juga peringatkan adanya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di awal 2020, yakni di Provinsi Riau dan Provinsi Aceh. Kedua provinsi tersebut akan mengalami musim kemarau pada bulan Februari hingga Maret 2020.
“Meski musim hujan akan meningkat mulai Januari (dan seterusnya) tapi untuk Aceh dan Riau harus waspada,” kata Dwikorita.
Kemarau panjang memang tak terjadi, namun masyarakat dianjurkan untuk bersiap-siap. Persiapan yang dapat dilakukan adalah dengan memaksimalkan kapasitas penampungan air di waduk, embung, atau kolam penampungan. Karena puncak musim hujan akan dimulai tahun ini.