Djawanews.com – Anggota Komisi Pendidikan DPR Fraksi PPP Illiza Sa'adudin Djamal ikut mengecam Podcast Deddy Corbuzier yang mengundang pasangan gay Ragil dan Fred. Ia PPP Illiza Sa'adudin Djamal, meminta masyarakat memboikot akun YouTube Deddy Corbuzier jika konten itu tak dihapus.
"Konten tersebut sangat tidak layak dan tidak mendidik. Dari memberikan panggung dengan mengundang pasangan gay itu saja sudah sangat tidak mencerminkan budaya kita," jelas Illiza, dikutip dari kumparan.com, Selasa 10 Mei.
Illiza mengatakan, jika dibiarkan, maka konten tersebut akan sangat berbahaya karena mempromosikan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender).
"Ini sangat bertentangan dengan negara kita, negara yang beragama, apalagi bagi Islam, perbuatan tersebut sangat dilaknat," kata Illiza Sa'adudin.
Ia meyakini semua agama di Indonesia melarang LGBT, termasuk dalam hukum Indonesia disebutkan pernikahan sesama jenis telah melanggar UU tahun 1974 tentang Perkawinan, yang menyebutkan perkawinan yang dianggap sah berdasarkan perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita.
"Islam sangat tegas, bahwa perbuatan tersebut jelas dilarang. Hal ini berdasarkan nas Al-Quran surat al-A'raf ayat 80-80, "Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka, 'Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu? Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.'" paparnya.
Illiza pun mengimbau pemerintah agar lebih teliti dan segera melakukan tindakan penertiban atas apa yang telah terjadi.
"Kita menentang keberadaan LGBT bukan membenci orangnya tapi perilaku penyimpangan seksual yang mereka lakukan kita meminta agar pemerintah benar-benar konsen melakukan penertiban dan sebagainya," kata dia.
"Kita juga menyayangkan podcast yang dilakukan oleh Deddy corbuzier serta meminta agar dapat menghapus konten yang sudah di expose," lanjutnya.
Lebih lanjut, ia juga meminta kepada para konten kreator di Indonesia agar lebih bisa selektif dalam membuat konten.
"Kita juga mengimbau kepada para konten kreator agar bisa memilah dan memilah dan memilih serta membuat konten yang lebih edukatif," tandasnya.