Djawanews - Pemerintah Kota Serang, Banten, melarang restoran, rumah makan, warung nasi, dan kafe berjualan siang hari selama bulan Ramadan 2021. Kementerian Agama mengajarkan Pemkot Serang kalau aturan yang dia buat itu menabrak banyak aturan di atasnya.
Pemkot Serang mengeluarkan Surat Edaran yang kontroversi. Surat itu jadi landasan bagi Pemkot Serang melarang seluruh restoran, rumah makan, warung nasi, dan kafe sejenisnya buka selama pukul 04.30 WIB hingga 16.00 WIB.
Juru bicara Kementerian Agama Abdul Rochman menilai ada banyak yang dilanggar dalam aturan itu. Larangan berjualan diskriminatif dan melanggar hak asasi manusia terutama bagi orang atau umat yang tidak berkewajiban menjalankan puasa Ramadan, aktivitas pekerjaan jual beli, dan berusaha.
Secara hukum, kebijakan Pemkot itu juga bertentangan dengan peraturan di atasnya. Yaitu, bertentangan dengan UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
“Saya harap ini bisa ditinjau ulang. Semua pihak harus bisa mengedepankan sikap saling menghormati. Bagi mereka yang tidak berpuasa, diharapkan juga bisa menghormati yang sedang menjalankan ibadah puasa. Sebaliknya, mereka yang berpuasa agar bisa menahan diri dan tetap bersabar dalam menjalani ibadah puasanya," beber pria yang disapa Adung ini di Jakarta, Kamis (15/4/2021).
Kementerian Agama yang dipimpin Yaqut Cholil Qoumas meminta kebijakan itu dicabut. Larangan buka siang hari bagi rumah makan, membatasi akses sosial masyarakat dalam bekerja atau berusaha.
“Kebijakan ini tidak sesuai dengan prinsip moderasi dalam mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang, dan cenderung berlebih-lebihan,” tandasnya.
Dilansir dari situs merdeka, Wali Kota Serang Syafrudin menjelaskan kalau aturan itu jadi kesepakatan bersama antara pimpinan daerah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan kementerian Agama.
"Memang kami juga menyadari, bahwa di Kota Serang ini bukan hanya orang beragama Islam ada agama lain. Hanya memang kalau sementara ini edaran itu merupakan keputusan bersama forum pimpinan daerah yang tidak bisa ditawar lagi. Sudah kita edarkan," kata Syafrudin, Jumat (16/4).
Syafrudin mengatakan, jika ada warga yang tak berpuasa, sebaiknya makan di rumah. Dengan itu menjadi bentuk menghargai Muslim.
"Ya saya kira menghargai yang puasa aja dulu, makannya di rumah," terangnya.