Djawanews.com – Erupsi Gunung Merapi diprediksi oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan (BPPTKG) Yogyakarta akan bersifat efusif atau lelehan.
Kendati demikian, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kepada seluruh komponen agar tetap siaga dan waspada serta tidak menganggap remeh.
Pasalnya, erupsi gunung api aktif di perbatasan Jawa Tengah dan DIY itu, pada periode sebelumnya telah memberikan pelajaran dan gambaran yang nyata tentang potensi dan ancaman bahayanya.
“Dulu ada bunker bawah tanah, tapi nyatanya nggak kuat,” ujar Ganjar dalam diskusi daring bertajuk ‘Erupsi Merapi, Apa yang Bisa Kita Lakukan’, Minggu (19/11/2020).
Sampai saat ini, Ganjar yakin bahwa masyarakat yang bermukim di lereng Merapi sudah lebih mengerti dan memahami apa yang harus dilakukan saat terjadi erupsi.
Selain itu, Ganjar juga percaya bahwa warga lereng Merapi memiliki kearifak lokal tentang early warning system yang baik dan masih dipertahankan hingga sekarang.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga meminta kepada seluruh komponen dan pemerintah di daerah agar menggunakan hasil monitoring BPPTKG soal perkembangan aktivitas Gunung Merapi sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan berbasis pengurangan risiko bencana.
“Kita perlu memberikan pikiran dan gambaran yang bersifat teknis, sehingga risiko bencana bisa kita minimalisir,” ujar Ganjar.
Simak perkembangan informasi terkini baik regional, nasional, dan macanegara hanya di Warta Harian Online Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.