Djawanews.com – Calon Wakil Presiden (cawapres) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyebut pemasangan stiker pasangan capres-cawapres pada karung beras untuk bantuan sosial (bansos) merupakan perbuatan tidak beretika. Ia mengatakan, jika ada paslon yang melakukan hal itu maka paslon yang bersangkutan tidak punya harga diri.
"Kalau ada pasangan calon nomor berapa pun yang menempelkan stiker/gambar pada bansos itu niretika, tidak punya etika, memalukan, tidak punya harga diri," kata Cak Imin usai konsolidasi bersama pendukung di Kabupaten Badung, Bali, Jumat.
Dalam kesempatan itu, dia juga meminta calon anggota legislatif dari PKB dan pendukung Anies-Muhaimin agar tidak meniru dengan menumpang kampanye melalui hak rakyat.
Menurut dia, semestinya menyalurkan bantuan sosial merupakan sebuah tanggung jawab, bukan justru menunggangi. Hal ini disampaikan ketika disinggung soal beredarnya beras SPHP milik Bulog dengan tempelan stiker salah satu peserta Pilpres 2024.
"AMIN menang, bantuan sosial akan diperbaiki, kualitasnya makin baik, penyebarannya makin baik, serta diberikan kepada yang paling membutuhkan dan yang paling berhak. Insyallah, bantuan sosial plus akan jadi model yang terbaik dari yang sekarang,” ujarnya.
Selain meminta pendukung dan kadernya tak mencurangi bantuan sosial, Muhaimin Iskandar juga melontarkan pujian kepada kader-kader yang memiliki komitmen antikorupsi.
Diketahui beredar baliho calon anggota legislatif dari partai tersebut yang bertuliskan siap ditembak mati jika terbukti korupsi, menurut Cak Imin, ini hal yang bagus.
"Ya, bagus, pokoknya komitmen antikorupsi dibuktikan dengan perbaikan sistem, peningkatan aparat yang bersih itu yang paling pokok, jangan sampai koruptor menangkap koruptor," kata dia.
Dalam orasinya di hadapan warga Bali, Cak Imin menawarkan program-program berkaitan dengan upaya adil terhadap masyarakat kecil.
Beberapa yang disinggung soal rencananya memudahkan permodalan bagi UMKM, penyediaan pupuk bagi petani, menghentikan food estate, dan membentuk pendidikan yang baik dalam mewujudkan sumber daya manusia unggul.