Djawanews.com – Kanselir Jerman Olaf Scholz menilai permintaan Ukraina terkait pasokan pesawat tempur tidak masuk akal untuk saat ini. Pernyataan tersebut terlontar saat ia diminta menanggapi seruan yang berkembang agar negara-negara Barat melakukan hal tersebut dalam sebuah wawancara.
Diwawancarai oleh televisi publik ZDF, Scholz, yang sebelumnya menghadapi kritik karena dianggap lamban dalam mengirimkan tank-tank ke Ukraina mengatakan, kesulitan negara-negara lain dalam memenuhi tuntutan Ukraina membenarkan keputusannya untuk bergerak sejalan dengan mereka.
Awal bulan ini, Jerman setuju untuk mengirimkan dan mengizinkan negara-negara lain untuk mengirimkan, tank-tank tempur berat besutannya, Leopard 2, untuk membantu Ukraina melakukan serangan terhadap pasukan Rusia di wilayah timur. Meskipun demikian, pengirimannya berjalan lambat karena persediaan donor yang terbatas.
"Mungkin ini adalah indikasi mengapa sangat penting untuk berkoordinasi satu sama lain, dengan AS, misalnya, dan untuk mempersiapkan keputusan-keputusan ini dengan hati-hati agar dapat berjalan dengan baik," jelas Kanselir Scholz seperti melansir Reuters 24 Februari.
Ukraina sekarang meminta pesawat tempur, meskipun Jerman tidak memiliki pesawat tempur F-16 yang disebutkan dalam konteks ini.
Berbicara pada malam jelang setahun invasi Rusia, Kanselir Scholz mengatakan dirinya khawatir konflik tersebut dapat menjadi "perang yang berlangsung lama", namun menambahkan Jerman dan Barat akan mendukung Ukraina selama diperlukan.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada akhirnya harus memahami bahwa tujuan perangnya, yang menurut Scholz telah direvisi beberapa kali sejak awal konflik, tidak dapat dicapai.
Selain itu, Kanselir Scholz yang akan berkunjung ke India pada Hari Sabtu untuk menggalang dukungan bagi Ukraina melawan Rusia mengatakan, ia tidak gentar dengan tanda-tanda banyak negara besar yang sedang berkembang, enggan untuk mengutuk Rusia.
"Hanya ada beberapa negara yang berada di pihak Rusia," tandasnya.
Bulan lalu, Kanselir Scholz menyebut Jerman tidak akan mengirim jet tempur ke Ukraina.
"Saya hanya bisa menyarankan agar tidak terlibat dalam perang penawaran terus-menerus dalam hal sistem senjata," kata Kanselir Scholz kepada surat kabar Tagesspiegel, seperti mengutip The National News.
"Jika, segera setelah keputusan (tentang tank) dibuat, debat berikutnya dimulai di Jerman, itu tidak dianggap serius dan merusak kepercayaan warga terhadap keputusan pemerintah," sambungnya.
Selain itu, Kanselir Scholz memperingatkan peningkatan "risiko eskalasi", dengan Moskow sudah mengutuk penyediaan tank.