Djawanews.com – Calon Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 3, Rano Karno berencana membangun stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) terapung di Kepulauan Seribu. Menurut Rano, SPBU apung sebagai salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan transportasi antarpulau di wilayah tersebut.
Hal itu diungkapkan Rano menanggapi jawaban calon Gubernur nomor urut 2 Dharma Porengkun dalam debat kedua Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta terkait permasalahan air bersih dan transportasi laut di Kepulauan Seribu.
"Kalau kami besok menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur yang dibilang SPBU akan kami bangun kembali SPBU apung," kata Rano dalam debat kedua Pilgub Jakarta di Ancol, Jakarta Utara, Minggu, 27 Oktober.
Rano mengaku sebelumnya telah mendatangi dua pulau di Kepulauan Seribu yaitu Pulau Bidadari dan Ujung Jawa. Rano mendapat keluhan dari warga yang memiliki permasalahan terkait transportasi laut dan air bersih.
Menurut Rano, permasalahan utama warga Kepulauan Seribu adalah sulitnya mendapatkan solar untuk menggunakan alat transportasi antar pulau.
"Jadi bagaimana bisa mereka bisa menggunakan alat transportasinya kalau solarnya tidak ada," kata Rano.
Sedangkan terkait air bersih, Rano mengungkapkan bahwa ia pernah memberdayakan warga Bayah di Banten untuk menanam rumput laut.
Menurutnya, budi daya rumput laut bisa menjadi sumber air bersih bagi masyarakat pesisir melalui pengeringan rumput laut dengan model "solar tunnel drying" atau pengeringan matahari.
"Masalah air bersih itu saya paham tentang rumput laut karena kebetulan di daerah Bayah Saya pernah menanam rumput laut," jelas Rano.
Sebagai informasi, debat kedua pada malam ini bertema ekonomi dan kesejahteraan sosial. Peserta debat tersebut adalah pasangan calon (paslon) Gubernur-Wakil Gubernur nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono, paslon nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana, dan paslon nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno.
Selama masa Pilgub Jakarta, KPU menggelar tiga kali debat pasangan calon. Debat pertama digelar pada 6 Oktober lalu, bertemakan penguatan ketahanan budaya; pembangunan SDM; hingga program untuk perempuan, anak, kaum marjinal, dan disabilitas. Sementara, debat terakhir digelar pada 17 November.