Djawanews.com – Jepang mengumumkan rencana pengeluaran dana tambahan sebesar 660 juta USD atau setara dengan Rp10,3 triliun untuk membangun kembali daerah-daerah yang terdampak gempa dahsyat pada Hari Tahun Baru. Dana tersebut akan difokuskan untuk membantu keluarga kecil yang rumahnya hancur dalam bencana tersebut.
Gempa berkekuatan 7,5 SR yang disusul gempa susulan telah menghancurkan sebagian wilayah Ishikawa di pesisir Laut Jepang, menyebabkan kerusakan bangunan, jalan, dan kebakaran besar.
Hingga saat ini, bencana tersebut telah menyebabkan 241 orang tewas dan lebih dari 10.000 orang mengungsi di tempat penampungan dan hotel. Di beberapa bagian Ishikawa, pasokan air masih terputus.
Bantuan keuangan baru ini diumumkan oleh Perdana Menteri Fumio Kishida pada hari Sabtu ketika ia mengunjungi daerah yang terkena gempa untuk menilai situasi.
“Kondisi kehidupan di tempat penampungan sementara membaik, namun saya ingat bahwa kenyataannya tetap sulit seperti sebelumnya,” kata Perdana Menteri Fumio Kishida, dikutip AFP, Senin 26 Februari.
Kashida menambahkan bahwa inspeksi tersebut memperbarui tekad pemerintah untuk berupaya memberikan lebih banyak dukungan.
Lalu, kata Kishida, pengeluaran tambahan sekitar 100 miliar yen (Rp10 triliun) dari dana cadangan tahun fiskal saat ini yang digunakan untuk bantuan bencana dan darurat lainnya akan disetujui oleh Kabinetnya dalam beberapa hari mendatang.
Ini akan menandai alokasi ketiga dana darurat untuk upaya pemulihan pasca gempa pada Tahun Baru, dengan jumlah yang diperkirakan mencapai lebih dari 260 miliar yen (Rp26 triliun).
"Dana terbaru ini dirancang sebagian untuk membiayai sistem subsidi yang berupaya membantu keluarga muda dan keluarga yang mengasuh anak membangun kembali rumah mereka yang hancur," kata Kishida.
Perdana menteri menambahkan upaya untuk membangun perumahan sementara prefabrikasi akan dipercepat, dan berjanji memberikan dukungan lebih besar bagi industri artefak tradisional Wajima yang terkenal dengan produk pernisnya yang sangat indah.
Kerusakan akibat gempa di Ishikawa dan dua wilayah tetangganya kemungkinan menimbulkan kerugian antara 1,1 triliun yen hingga 2,6 triliun yen, menurut perkiraan pemerintah pada bulan lalu.
Namun perkiraan tertingginya pun jauh lebih kecil dibandingkan kerugian sebesar 16,9 triliun yen yang disebabkan oleh gempa bumi dan tsunami tahun 2011 di timur laut Jepang.
Bencana tersebut menyebabkan sekitar 18.500 orang tewas atau hilang dan memicu kehancuran di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, kecelakaan nuklir terburuk di dunia sejak Chernobyl.