Djawanews - Jawa Tengah sedang bersiaga. Sejumlah pintu penyekatan pemudik di Jabodetabek jebol. Bukan tak mungkin, banyak pemudik yang mengarah masuk ke Jawa Tengah.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta semua pihak siaga. Ganjar menerangkan, pintu-pintu penyekatan di perbatasan Jateng maupun di kabupaten/kota harus lebih ketat.
"Sudah kami perhitungkan, itu pasti suatu saat akan jebol. Pasti ada yang mbeling, nekat menerobos dan ternyata terjadi. Kasus di Jabodetabek itu polanya agak terasa. Mereka menunggu pemudik lain, rombongan, dan setelah terkumpul banyak mereka menerobos barikade. Kalau sudah seperti itu, pasti tidak mudah menangani dan akhirnya jebol," kata Ganjar saat mengecek posko penyekatan pemudik di Kabupaten Semarang dan Salatiga, Selasa (11/5/2021).
Ganjar meminta pengecekan di pintu-pintu perbatasan diketatkan. Harus ada sistem berlapis untuk menangani permasalahan ini.
"Kalau itu masuk Jateng, kita tidak hanya memiliki 14 titik penyekatan perbatasan antarprovinsi, tapi ada juga 17 titik antar-kabupaten/ kota. Saya harap diketatkan, sehingga harapannya bisa menyaring mereka,” imbuhnya.
Kalau pintu penyekatan di jalan masih lolos, lanjut Ganjar, maka antisipasi selanjutnya adalah Jogo Tonggo. Program ini diharapkan bisa berjalan di lapangan dan memastikan para pemudik sehat dan aman.
“Pengalaman di Banyumas, mereka dilaporkan dan dikarantina. Maka saya minta pada semua masyarakat Jateng yang berhasil menerobos untuk melapor. Bukan apa-apa, kami tidak sedang mengejar penjahat, tapi ini demi memastikan anda semua sehat,” tegasnya.
Posko Penyekatan Taman Unyil Kabupaten Semarang dan pintu tol Tingkir Salatiga, kondisinya relatif sepi. Tidak ada peningkatan arus kendaraan, dan lalulintas didominasi oleh kendaraan dalam kota.
"Kondisi landai, tidak ada peningkatan luar biasa. Lebih banyak masyarakat sekitar dan kendaraan angkutan barang, untuk kendaraan dari luar provinsi seperti Jakarta, sepi,” kata salah satu petugas Posko penyekatan pintu tol Salatiga, AKP Sukarji.