Djawanews.com - Eksodus besar-besaran sedang terjadi di Bandara Kabul setelah Taliban menguasai negeri itu. Taliban mempersilakan orang pergi ke bandara dan menjamin tak akan mendapat serangan.
Kekacauaan memang melanda Bandara Kabul. Ribuan orang tumpah ruah ke bandara. Mereka rela naik pesawat apa saja demi bisa pergi dari negeri ini. Bahkan korban jiwa sudah berjatuhan. Pasukan militer AS akhirnya berhasil menguasai bandara yang membuat setidaknya situasi bisa sedikit lebih terkontrol.
Dilansir dari The Guardian, Rabu 18 Agustus 2021, sekitar 3.200 orang telah dievakuasi oleh militer AS. Termasuk sekitar 1.100 warga AS, penduduk tetap dan keluarga mereka dalam 13 penerbangan.
Namun masih ada 11.000 warga AS, termasuk diplomat, kontraktor dan lainnya, sebagian besar menunggu untuk dievakuasi setelah pengambilalihan Taliban.
Washington ingin menyelesaikan eksodus sebelum batas waktu penarikan 31 Agustus. Dan kini ada ribuan tentara AS berada di bandara ketika Pentagon berencana untuk meningkatkan penerbangan jet angkut C-17 yang besar menjadi sebanyak dua lusin sehari.
Para pejabat AS mengatakan mereka melakukan kontak dengan komandan Taliban untuk memastikan operasi penerbangan di Bandara Internasional Hamid Karzai tetap aman dari serangan dan bahwa warga dan warga Afghanistan yang ingin pergi memiliki jalur yang aman.
"Kami tidak memiliki interaksi yang bermusuhan, tidak ada serangan dan tidak ada ancaman dari Taliban," kata Mayor Jenderal Hank Taylor di Pentagon.
Beberapa negara lain, termasuk Jerman, Inggris, Australia, dan Prancis, juga telah dapat menjemput warga negara mereka dan warga Afghanistan yang memenuhi syarat untuk bepergian ke negara-negara tersebut.