Djawanews.com – Sepanjang tahun 2024, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sebanyak 637.292 panggilan masuk ke layanan darurat Jakarta Siaga 112. Namun, tidak semua panggilan tersebut bersifat darurat. Tercatat, 114.863 panggilan merupakan panggilan iseng atau prank yang tidak seharusnya dilakukan.
Jakarta Siaga 112 adalah layanan panggilan darurat yang disediakan oleh Pemprov DKI untuk merespons cepat situasi darurat seperti bencana alam atau kondisi krisis lainnya. Sayangnya, layanan ini sering disalahgunakan oleh masyarakat, termasuk anak-anak di bawah umur.
Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan menjelaskan bahwa panggilan iseng ini terjadi karena layanan 112 bisa diakses tanpa biaya.
"Karena layanan 112 bebas pulsa. Bahkan tanpa SIM card pun, selama hp posisi on, tetap bisa menghubungi 112," kata Yohan kepada wartawan, Senin, 17 Maret.
Meski tak ditindaklanjuti, Yohan menyayangkan banyaknya panggilan lelucon yang masuk dalam layanan jakarta Siaga.
"Prank call tidak dilanjutkan, tapi durasi waktu jadi terbuang dan kasihan yang mengantre untuk dilayani call center 112," tutur Yohan.
Dalam kesempatan itu, Yohan mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam menghubungi Jakarta Siaga 112. Sebab, yang benar benar butuh bisa jdi terhambat karena aksi telepon iseng tersebut.
"Butuh peran orang tua juga untuk mengawasi penggunaan HP putra-putrinya, karena sering kali yang prank call anak di bawah umur, bahkan balita," urai Yohan.
Sementara itu, dari 637.292 panggilan ke layanan 112, sebanyak 632.785 berhasil tersambung dan 4.507 panggilan terputus sebelum tersambung.
Rinciannya, sebanyak 6.317 panggilan berstatus darurat atau emergency, 110.788 panggilan tak darurat, 114.863 panggilan iseng atau prank, dan 370.817 panggilan terputus saat sambungan masih berlangsung.