Djawanews - Lalu lintas di sejumlah jalan di ibu kota, mulai macet saban pagi dan sore. Klaster perkantoran di Jakarta juga kembali marak. Ratusan kasus positif harian ditemukan lagi di ratusan perkantoran yang dipelototi Satgas Covid-19.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito menjelaskan, berdasarkan data yang dilansir Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, peningkatan ini terjadi dalam 2 pekan terakhir. Rinciannya, periode 5-11 April 2021, ada 157 kasus positif Covid-19 di 78 perkantoran. Sepekan berikutnya, 12-18 April 2021, jumlah posittif Covid-19 meningkat menjadi 425 kasus dari 177 perkantoran.
Wiku sudah mewanti-wanti supaya persoalan ini langsung ditindaklanjuti dengan berbagai langkah. Mulai dari penutupan sementara operasional kantor, disinfeksi, serta upaya testing dan tracing terhadap kontak erat agar tidak meluas penularannya dan menimbulkan klaster.
Satgas Covid-19 juga meminta perkantoran mengoptimalkan peran satgas yang sudah ada di perkantoran. Namun, jika satgas belum terbentuk di perkantoran, maka segera dibentuk. Dan jika sudah ada segera lakukan evaluasi terkait kinerjanya.
Lalu, terkait kapasitas instansi sektor perkantoran pada daerah yang melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), tetap mengacu Instruksi Menteri Dalam No. 9 Tahun 2021 yaiu maksimal kehadiran fisik sebanyak 50 persen dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan yang ketat.
"Mohon Pemerintah daerah setempat segera mentranslasikan instruksi ini, ke dalam peraturan daerah sebagai dasar kebijakan yang jelas," saran Wiku.
Dan bagi daerah lain yang tidak menerapkan PPKM kabupaten/kota atau mikro, dapat segera mengatur hal ini secara jelas, dalam peraturan daerah demi menjalankan sektor sosial ekonomi yang produktif dan aman Covid-19.
Pemprov DKI sendiri membantah kalau kemacetan ini tanda pengabaian protokol kesehatan. Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyebut terjadi lonjakan kendaraan hingga 2% selama pemberlakuan PPKM Mikro Terlebih di bulan Ramadan, kemacetan serentak kerap terjadi di waktu tertentu.
"Karena biasanya pagi hari orang berangkat jam 5 hingga jam 6, sekarang semuanya berangkat jam 7 sehingga terjadi kepadatan yang serentak, tidak terjadi distribusi arus lalu lintas pada jam 5 ke jam 7, jadi semuanya numpuk di waktu yang hampir sama," ucap Kadishub DKI Jakarta Syafrin Liputo.