Djawanews.com – Liang lahat yang difungsikan untuk menampung jenazah Covid-19 di Jakarta semakin menipis. Di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur, misalnya, hanya tersisa 30 lahan makam untuk jenazah non muslim. Sedangkan untuk jenazah muslim sudah penuh.
Terkait hal ini, pengamat tata kota Yayat Supriatna mengatakan, solusi untuk mengatasi keterbatasan lahan untuk jenazah pasien Covid-19 di Ibu Kota adalah dengan cara pemakaman tumpang.
“Solusi jangka menengah untuk mengatasi Covid-19 ini adalah pemakamannya harus tumpang tindih,” ujar Yayat kepada CNN Indonesia, Kamis (3/12/2020).
Dia menilai, opsi makam tumpang adalah langkah yang paling bisa dilakukan, sebab alternatif lain, seperti membuka lahan baru sulit direalisasikan dengan kondisi tanah yang mahal dan ada potensi mendapat penolakan dari warga.
“Membuka lahan baru beratnya salah satunya itu sulit cari tanahnya, harganya maha. Terus kalau untuk Covid-19 reaksi penolakan tinggi pasti, jika dekat perumahan warga,” ucap terang Yayat.
Yayat menyadari, penguburan jenazah dengan sistem tumpang diperlukan persetujuan dari keluarga almarhum.
Oleh sebab itu, pihak TPU harus mempunyai pencatatan yang baik soal ahli waris makam tersebut.
“Sistem seleksi siapa yang bersedia. Registrasi pencatatan harus diketahui. Sebab yang sulit jika tidak diketahui alamatnya. Apalagi kalau berasal dari luar Jakarta,” ujar Yayat.
Simak perkembangan informasi terkini baik regional, nasional, dan macanegara hanya di Warta Harian Online Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.