Djawanews.com – Serangan Rusia di Ukraina terus dipantau oleh Amerika Serikat (AS). Laporan terbaru AS menyebut Ibu Kota Ukraina, Kiev hampir dikuasai militer Rusia.
"Pasukan Rusia terus mendekati di ibu kota Ukraina Kiev. Moskow terus mengarahkan pasukan ke negara itu," kata seorang pejabat senior Kementerian Pertahanan AS dikutip dari Reuters, Jumat 25 Februari.
Selain itu, ia menambahkan Rusia juga terus melancarkan serangan kepada Ukraina. Tercatat sudah lebih dari 160 roket diluncurkan sejak serangan dimulai pada Kamis (24/2) pagi.
"Rusia telah menembakkan lebih dari 160 rudal ke sasaran Ukraina," ucap dia.
Selama hari pertama invasi di Ukraina, dilaporkan sekitar 57 orang tewas. Selain itu, sebanyak 169 orang mengalami luka.
Letusan tembakan masih terjadi di beberapa wilayah. Bahkan beberapa lokasi vital di Ukraina dilaporkan sudah dikuasai oleh Rusia seperti reaktor nuklir Chernobyl.
AS meyakini, invasi Rusia ke Ukraina dirancang untuk memenggal Kepala Pemerintah Ukraina. Rusia juga menyerang Ukraina dari tiga sisi.
"Indikasi yang kami lihat sejauh ini, hanya dalam waktu pertama, bahkan tidak 12 jam, sesuai dengan prediksi kami sebelumnya, itu akan menjadi tujuannya 'memenggal pemerintah ini'," kata seorang pejabat senior Kementerian Pertahanan AS.
Pejabat itu menambahkan, dalam fase pertama, Rusia akan mengerahkan lebih dari 150.000 tentara yang sudah siaga di perbatasan Ukraina dengan jumlah terbatas.
Pejabat senior pertahanan AS itu menuturkan, sejauh ini belum ada tanda Rusia akan menggunakan nuklir.
"Kami belum melihat peningkatan ancaman berkaitan dengan kekuatan nuklir Rusia," kata dia.
Ia menduga invasi Rusia bisa berlangsung selama 10-15 hari. Fase awal serangan Rusia telah meluncurkan ratusan rudal termasuk rudal balistik jarak pendek, rudal jarak menengah, rudal jelajah dan rudal dari permukaan ke udara.