Djawanews.com- Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menyebut erupsi Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah sudah semakin dekat.
Hanik memaparkan, peningkatan aktivitas vulkanik sebagai tanda awal erupsi Merapi terlihat dari kejadian gempa rata-rata.
Rinciannya, gempa vulkanik dangkal enam kali per hari dan gempa multiphase 83 kali per hari.
Selanjutnya, ada deformasi dari Electronic Distance Measurement (EDM) 2 cm per hari.
Pemendekan jarak EDM diukur dari sejumlah pos dan titik ukur di sekitar Gunung Merapi.
“Ini menunjukkan erupsi berikutnya sudah semakin dekat,” ucap Hanik melansir Harian Jogja, Rabu (28/10/2020).
Hanik menuturkan, erupsi Merapi kali ini merupakan rangkaian erupsi panjang yang dimulai sejak Mei 2018.
Dia memprediksi erupsi merapi yang akan datang tidak akan sekuat erupsi tahun 2010. Sebab, rangkaian erupsi kali ini sudah terjadi selama dua tahun lebih, di mana erupsi didominasi gas yang sifatnya eksplosif, namun indeks eksplosifnya terendah, yakni 1.
Hanik menambahkan, tingkat erupsi yang akan datang diprediksi hanya 1/1000 dibanding erupsi 2010.
“Erupsi Gunung Merapi adalah keniscayaan, masyarakat sudah beradaptasi. Hidup harmoni dengan Merapi tidak sekedar slogan, namun menjadi bagian pola hidup masyarakat Gunung Merapi,” tutur Hanik.
Simak perkembangan informasi terkini baik regional, nasional, dan macanegara hanya di Warta Harian Online Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.