Djawanews.com – Gunung Merapi kini masih berstatus Siaga level III, berbagai pengamatan pun dilakukan salah satunya melalui pemantauan udara. Harun Al Rasyid pilot helikopter EC-155 B1 menjelaskan rasanya sensasi terbang di atas gunung paling aktif di Pulau Jawa tersebut.
Harun adalah pilot dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) yang memulai operasi penanganan Gunung Merapi. Dirinya menjelaskan jika tantangan terbesarnya salah satunya adalah faktor cuaca.
“Kalau ketinggian variabel 1.000 kaki di atas permukaan gunung, kalau permukaan gunung 3.000 kaki, maka jadinya kami terbang di 4.000 kaki. Durasi sekitar satu jam lebih 15 menit,” terang Harus dilansir dari Harian Jogja (27/11).
Harun menjelaskan jika kondisi cuaca pegunungan adalah tantangan dalam dunia penerbangan, hal tersebut lantaran pegunungan akan lebih cepat tertutup kabut dan membuat jarak pandang terbatas.
“Faktor cuaca di pegunungan yang lebih cepat menutup di Merapi, sehingga saya tidak memaksakan untuk masuk ke daerah tertutup. Tetapi hari ini [26/11] persiapan lebih pagi, lebih bagus kita bisa melihat hampir 100 persen kawasan longsoran [di puncak Merapi],” jelasnya.
Selain itu, Harun menjelaskan jika dirinya selalu memastikan tidak kehilangan pandengan selama terbang untuk menghindari zat berbahaya seperti volcanic acid.
“Kalau sudah ada volcanic acid yang akan berhembus ke arah pesawat kita sehingga kita menghindari daerah yang membahayakan. [Tantangannya] Visibilty, di daerah pegunungan yang tentu harus selalu tetap melihat daerah pegunungan itu jadi tidak boleh kehilangan pandangan karena akan sangat membahayakan,” kata dia.
Selain pengakuan pilot yang terbang di atas Gunung Merapi, simak berita menarik dari berbagai daerah lainnya di Nusantara hanya di Warta Harian Nasional Djawanews. Untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.