Jakarta, (20/01/2020) – Pohon yang tumbuh di Selatan kawasan Monumen Nasional (Monas) ditebang oleh Pemprov DKI Jakarta. Di bawah Dinas Cipta Karya, Pertanahan, dan Tata Ruang, sebanyak 190 pohon ditebang yang kemudian menimbulkan kegersangan di kawasan tersebut. Penebangan ini tentu disesalkan oleh sebagian masyarakat.
Penebangan pohon yang dilakukan terkait dengan revitalisasi Monas sekaligus akan dibangunnya ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan tersebut. Keterangan ini juga disampaikan oleh Kepala Unit Pengelola Monas Muhamad Isa Sanuri. Dalam pernyataannya, ia mengatakan bahwa revitalisasi akan dilakukan di semua sisi Monas.
“Revitalisasi semuanya, bukan hanya bagian selatan, timur, utara dan barat. Bagian pusat termasuk tugu di Monumen Nasional sendiri ada revitalisasi interior dan eksteriornya. Itu untuk perbaikan,” kata Isa Sanuri, Minggu (19/1).
Penebangan Dilakukan demi Formula E
Meski dikatakan sebagai bagian dari revitalisasi, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi justru memiliki sedikit perbedaan jawaban. Seperti yang dikutip oleh Djawanews melalui Media Indonesia, Prasetyo mengatakan bahwa rencana revitalisasi Monas yang diajukan Pemprov DKI ialah untuk Formula E 2020, bukan untuk ruang terbuka hijau.
“Bukannya tidak tahu, kita tahu. Tapi kan di (rapat) banggar revitalisasi Monas itu kaitannya dengan penyelenggaraan Formula E, bukan untuk tebang-tebang pohon begitu,” kata Prasetyo, Jakarta, Senin (20/1).
Dalam rapat di banggar APBD 2020, kata Prasetyo, Pemprov DKI berencana membangun sirkuit Formula E 2020 di lapangan Monas. Pemprov bahkan berencana mengalihkan ruas jalan untuk perlintasan ajang balap mobil listrik itu. Ia juga menganggap penebangan yang dilakukan justru mubazir.
Indonesia memang menjadi tuan rumah bagi penyelenggaraan Formula E pada tahun 2020. Seperti yang dilansir Djawanews, Pemprov DKI harus membayar kepada penyelenggara Formula E sebesar 20 juta poundsterling atau jika dirupiahkan mencapai Rp 360 miliar.