Djawanews.com – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan, PBNU tidak akan segan memberikan sanksi kepada pengurusnya yang menggunakan nama lembaga untuk mendukung pasangan capres-cawapres.
Pernyataan tersebut sebagai penegasan kembali bahwa organisasi islam terbesar di Indonesia itu tak ambil bagian dalam kontestasi Pilpres 2024.
“Kalau ada capres yang mengatasnamakan NU, tetapi bukan pengurus NU, itu tidak dibenarkan. Kalau ada pengurus NU kemudian menggunakan lembaga NU untuk kegiatan politik, politik praktis, langsung kita tegur,” ucap Gus Yahya di Istana Merdeka, Selasa 5 September.
PBNU rencananya akan menggelar acara musyawarah alim ulama dan konferensi besar Nahdlatul Ulama (NU) pada 18 September 2023. Pada Senin kemarin, undangan acara tersebut juga sudah disampaikan Gus Yahya langsung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam pertemuannya dengan Jokowi tersebut, Gus Yahya menegaskan tidak ada agenda politik yang dibahas. Dia hanya mencoba menghibur dengan cerita-cerita lucu karena Jokowi tampak kelelahan.
"Enggak ada sama sekali (politik). Saya hanya guyon cerita kiai-kiai lucu-lucu. Beliau seharian ini kan capek, meeting dengan berbagai tokoh internasional," kata Gus Yahya.