Djawanews.com – Wakil Ketua Umum Asosiasi Guru PPKN Indonesia, Satriwan Salim mengungkapkan kekhawatiran dirinya dan sejumlah praktisi pendidikan terkait mata pelajaran Pancasila yang diwacanakan menjadi ajaran wajib di sekolah.
Salah satu kekhawatirannya adalah kembali tumbuhnya sistem pendidikan Orde Baru (Orba) yang menggerogoti dunia pendidikan Indonesia.
"Khawatirnya sama seperti waktu orde baru itu [mata pelajaran] PMP (pendidikan moral Pancasila). Di sebagian kalangan dianggap nanti menjadi doktrinasi seperti zaman PMP," kata Satriwan dikutip dari CNN.
"Untuk itu, kita minta desain [materinya] diperbarui, delivery-nya, supaya jangan terkesan orde baru. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa penambahan pendidikan Pancasila sebagai mata pelajaran wajib di pendidikan dasar dan menengah bakal semakin membebani siswa," tambah Satriwan.
Kebijakan tersebut menurutnya tidak selaras dengan wacana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang hendak menyederhanakan kurikulum.
"Positifnya ini menambah jam [mengajar] guru. Tapi juga menambah jam pelajaran, bisa jadi beban untuk anak. Padahal Mas Nadiem ingin menyederhanakan kurikulum," tegas guru yang juga menjabat koordinator nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) itu.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.