Djawanews.com – Badan Intelijen Amerika Serikat, CIA menewaskan Pemimpin Al Qaeda Ayman al Zawahiri dalam penyerangan ke rumah persembunyiannya pada Minggu, 1 Agustus. Keberadaan Ayman al Zawahiri diketahui setelah CIA berhasil mengidentifikasi anak dan istrinya.
Diketahui, Zawahiri menggantikan bin Laden sebagai pemimpin Al Qaeda setelah bertahun-tahun sebagai organisator dan ahli strategi utamanya, tetapi kurangnya karisma dan persaingannya dari militan saingan ISIS, melumpuhkan kemampuannya untuk menginspirasi serangan spektakuler di Barat.
Hingga pengumuman oleh Amerika Serikat, Zawahiri diisukan berada di wilayah suku Pakistan atau di dalam Afghanistan.
Sebelumnya, ada desas-desus tentang kematian Zawahiri beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir, dan dia telah lama dilaporkan dalam kondisi kesehatan yang buruk.
Sebuah video yang dirilis pada bulan April di mana dia memuji seorang wanita Muslim India karena menentang larangan mengenakan jilbab menghilangkan desas-desus bahwa dia telah meninggal.
Pejabat senior AS mengatakan, penemuan Zawahiri adalah hasil kerja keras kontraterorisme. Amerika Serikat mengidentifikasi tahun ini bahwa istri, anak perempuan dan anak-anak Zawahiri telah pindah ke rumah persembunyian di Kabul, Afgahnistan.
Lebih jauh pejabat itu mengungkapkan, belakangan Zawahiri juga teridentifikasi berada di rumah yang sama, tempat yang dijadikan sebagai safe house.
"Begitu Zawahiri tiba di lokasi, kami tidak mengetahui dia pernah meninggalkan rumah persembunyian," kata pejabat itu, seperti melansir Reuters 2 Agustus.
"Dia diidentifikasi beberapa kali di balkon, di mana dia akhirnya terkena (serangan). Dia terus memproduksi video dari rumah dan beberapa mungkin dirilis setelah kematiannya, kata pejabat itu.
Dalam beberapa minggu terakhir, Biden mengumpulkan para pejabat untuk meneliti informasi intelijen yang diterimanya mengenai Zawahiri. Sepanjang Bulan Mei dan Juni, Presiden Biden menerima pembaruan informasi.
Pada 1 Juli, Presiden Biden mendapatkan pengarahan tentang operasi yang diusulkan para pemimpin intelijen. Pada 25 Juli, Presiden Biden menerima laporan terbaru, mengizinkan penyerangan begitu ada kesempatan, kata pejabat pemerintah.
"Sebuah rumah terkena roket di Sherpoor. Tidak ada korban jiwa karena rumah itu kosong," kata Abdul Nafi Takor, juru bicara kementerian dalam negeri, sebelumnya.
Satu sumber Taliban, meminta anonimitas, mengatakan ada laporan setidaknya satu pesawat tak berawak terbang di atas Kabul pagi itu.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joe Biden mengatakan Amerika Serikat berhasil menewaskan pemimpin Al Qaeda Ayman al Zawahiri dalam serangan di Afghanistan pada akhir pekan.
Para pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, Zawahiri tewas setelah serangan pesawat tak berawak AS di ibu kota Afghanistan Kabul pada pukul 06:18 waktu setempat Hari Minggu.
"Sekarang keadilan telah ditegakkan, dan pemimpin teroris ini tidak ada lagi," ujar Presiden Biden dari Gedung Putih
"Tidak peduli berapa lama, di mana pun Anda bersembunyi, jika Anda adalah ancaman bagi rakyat kami, Amerika Serikat akan menemukan Anda dan membawa Anda keluar," tegasnya.
Intelijen AS menentukan dengan 'keyakinan tinggi' melalui berbagai aliran intelijen, orang yang tewas adalah Zawahiri, kata seorang pejabat senior pemerintah kepada wartawan.
Diketahui, dengan anggota senior al Qaeda lainnya, Zawahiri diyakini telah merencanakan serangan 12 Oktober 2000 terhadap kapal angkatan laut USS Cole di Yaman yang menewaskan 17 pelaut AS dan melukai lebih dari 30 lainnya, kata situs web Rewards for Justice.
Dia didakwa di Amerika Serikat atas perannya dalam pengeboman kedutaan besar AS di Kenya dan Tanzania pada 7 Agustus 1998 yang menewaskan 224 orang dan melukai lebih dari 5.000 lainnya.
Baik bin Laden maupun Zawahiri lolos dari penangkapan ketika pasukan pimpinan AS menggulingkan pemerintah Taliban Afghanistan pada akhir 2001 setelah serangan 11 September di Amerika Serikat.