Djawanews.com – Sekelompok lelaki dan perempuan yang mengaku anggota Front Persatuan Islam (FPI) mendeklarasikan dukungan terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Pilpres 2024. Aksi tersebut berlangsung di Bundaran Patung Kuda, Senin, 6 Juni.
Menanggapi itu, FPI langsung membantah kalau anggotanya berbuat demikian.
Bantahan itu disampaikan melalui surat edaran yang ditandatangani Ketua Umum FPI Muhammad Alattas dan Sekretaris Umum Abu Bakar Alattas.
"FPI belum menentukan sikap apa pun terkait Capres 2024," dikutip dari SE yang dirilis pada Senin, 6 Juni.
Dia menyebut aksi tersebut merupakan gerakan aksi intelijen yang sangat berbahaya. Bahkan beberapa pihak yang dekat dengan FPI, membantah kalau ormas Islam tersebut tak pernah punya anggota perempuan.
"Ini akibat dendam kesumat Ahok kalah pilgub 2017 & kebencian krn Formula E sukses besar. FPI Gadungan selesai acara jilbab langsung dicopot, kurang briefing operasi inteligen gagal!!" tulis akun @ekowboy2.
Eko juga memperlihatkan kenyataan di lapangan berlainan dari klaim pengurus FPI binaan Muhammad Alattas. Terpantau, ada perempuan yang ikut deklarasi dan melepas jilbabnya di pinggir jalan usai beraksi.
"FPI melihat adanya operasi intelijen hitam dengan metode false flag yang didesain untuk memainkan kembali narasi Islamofobia dengan mendiskreditkan elemen umat Islam," jelas Muhammad Alattas.
Dia juga menyatakan bahwa pernyataan mendukung calon tertentu merupakan pernyataan palsu.
Sebelumnya dikutip dari akun @DPP_LIP aksi gerombolan yang menamakan FPI Reborn menyatakan mendukung Anies Baswedan di Pilpres 2024.
"Mereka melakukan pemberitahuan ke Polda bahwa mereka (mengaku) FPI akan melakukan aksi. Apa Polda tidak bisa membedakan mana real mana fake?" jelas akun @DPP_LIP