Djawanews.com – Proses evakuasi warga terdampak letusan Gunung Ibu di Halmahera Barat masih terus berlangsung. Hingga Senin, 20 Januari, tercatat jumlah pengungsi bertambah menjadi 664 jiwa.
“Pengungsi sebanyak 664 jiwa telah dievakuasi dan ditempatkan di titik-titik pengungsian,” ujar Komandan Posko, Kolonel Arm Adietya Yuni Nurtono, dalam keterangannya.
Terdapat enam titik pengungsian utama yang tersebar di beberapa lokasi, yakni Kantor Desa Tongute Sungi, Gereja Tongute Sungi, SD Inpres Tongute Goin, Gereja Akesibu, SMK Akesibu, dan SD Akesibu. Proses evakuasi dilakukan secara intensif dan terus berjalan sepanjang hari.
“Evakuasi dilakukan 24 jam. Personel dan kendaraan disiagakan kapan saja. Seperti tadi malam, kami mengevakuasi warga pada pukul 23.00 WIT,” ungkap Adietya.
Namun, penambahan jumlah pengungsi memunculkan tantangan baru, khususnya dalam distribusi logistik. Adietya menyebut bahwa kendaraan tambahan akan segera didatangkan untuk memenuhi kebutuhan logistik di lokasi pengungsian.
“Dengan bertambahnya jumlah pengungsi, otomatis titik-titik distribusi logistik juga bertambah. Kami akan menambah armada angkutan untuk memastikan kebutuhan terpenuhi,” tambahnya.
Berdasarkan laporan Pos Pengamatan Gunung Api Ibu, sejak Minggu, 19 Januari pukul 00.00 hingga 18.00 WIT, terjadi 54 kali letusan. Tinggi kolom letusan bervariasi antara 400 hingga 1.500 meter.
Pemerintah terus mengimbau warga untuk mematuhi arahan petugas dan menjauhi zona berbahaya. Radius aman saat ini adalah 5 km dari kawah aktif, dengan perluasan sektoral sejauh 6 km ke arah bukaan kawah.
“Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama. Kami mengimbau agar warga tetap berada di lokasi yang aman dan mengikuti petunjuk petugas di lapangan,” pungkas Adietya.