Djawanews.com – Elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menempati posisi teratas calon presiden (capres) di angka 38,2 persen menurut survei LSI Denny JA.
Menanggapi hal itu, Waketum Gerindra Habiburokhman menilai, elektabilitas Prabowo secara perlahan kian stabil menuju posisi puncak. Di sisi lain, dia juga mengingatkan kader untuk tetap membumi.
"Terkait survei LSI Denny JA, kami merasa perlahan tetapi pasti tren elektabilitas Pak Prabowo semakin stabil ada di posisi puncak," ujar Habiburokhman kepada wartawan, Selasa, 15 Agustus.
Menurut Habiburokhman, faktor yang membuat elektabilitas Prabowo menanjak salah satunya, yakni kepuasan publik terhadap kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan. Kemudian, tingkat kepuasan terhadap pemerintahan Jokowi juga mempengaruhi.
"Yang ketiga, publik sepertinya memahami bahwa Pak Prabowo sangat kompeten untuk melanjutkan semua prestasi, legacy, dan seluruh capaian pemerintahan saat ini," katanya.
Meski begitu, Habiburokhman meminta seluruh kader Gerindra tidak tinggi hati terkait hasil survei tersebut. Menurutnya, kader Gerindra harus tetap bekerja maksimal melayani masyarakat.
"Pak Prabowo menginstruksikan seluruh kader untuk tidak tinggi hati terkait hasil survei yang bagus, tetapi justru semakin maksimal bekerja di tingkatan bawah melayani dan membantu rakyat," katanya.
Diketahui, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terbarunya mengenai tren elektabilitas 3 capres, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Tren elektabilitas Prabowo Subianto mengalami peningkatan dari bulan Januari 2023 hingga Juli 2023.
Berdasarkan data survei, Prabowo hanya memperoleh suara sebesar 25,4 persen pada bulan Januari 2023. Sementara pada bulan Mei 2023, elektabilitas Prabowo Subianto naik mencapai 33,9 persen.
Pada bulan Juni 2023 pun, elektabilitasnya kembali naik menjadi 34,3 persen bulan Juli menyentuh angka 38,2 persen.
"Pak Prabowo ini kalau dilihat dari angkanya 25,4 persen, 33,9 persen, 34,3 persen, 38,2 persen ini elektabilitas terlihat menanjak," kata Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa dalam paparannya secara virtual, Senin, 14 Agustus.