Djawanews.com – Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menilai Amerika Serikat (AS) menjadi provokator ketegangan yang terjadi di Selat Taiwan saat ini, di mana China dikhawatirkan akan menyerang Taiwan seperti halnya Rusia pada Ukraina. Pria 97 tahun yang telah menjadi dua kali menjabat PM Malaysia itu dikenal kerap mengkritik Barat.
Dalam wawancaranya dengan Associated Press pada Jumat (19/8), Mahathir menyebut kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan beberapa waktu lalu merupakan pemantik ketegangan dan itu telah mencampuri urusan Beijing.
"Selama ini China telah membiarkan Taiwan tetap sendiri dan tidak ada masalah. Mereka tidak menyerang. Jika mereka ingin menyerang, mereka bisa saja menyerang. Tetapi mereka tidak melakukannya," kata Mahathir.
"(Alih-alih) Amerika memprovokasi mereka sehingga bisa terjadi perang. China akan membuat kesalahan dengan mencoba menduduki Taiwan," tambahnya.
Setelah kunjungan Pelosi, China meluncurkan latihan militer skala besar di sekitar Taiwan, termasuk dengan penembakan rudal balistik ke laut. China telah berulang kali memperingatkan AS karena menilai AS berusaha mendorong Taiwan untuk mendeklarasikan kemerdekaan.
Mahathir juga mengatakan situasi semakin buruk karena AS memiliki alasan untuk membantu Taiwan dengan menjual lebih banyak senjata ke pulau tersebut. "Lalu ada alasan bagi AS untuk membantu Taiwan, bahkan berperang melawan China dan menjual banyak senjata ke Taiwan," pungkasnya.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.