Djawanews.com – Nasib eks ISIS asal Indonesia semakin tidak jelas. Bukan karena menunggu kepastian, namun karena pemerintah sudah membuat keputusan. Eks ISIS tidak diizinkan kembali ke Tanah Air.
Meski tidak semua pihak menolak kepulangan eks ISIS, keputusan pemerintah dinilai tepat. Hal tersebut disampaikan oleh peneliti terorisme, Ridlwan Habib. Bersama dengan tanggapan tersebut, Habib juga memberikan rambu-rambu agar pemerintah tetap berhati-hati.
Pelarangan Eks ISIS Kembali ke Indonesia Berpotensi Balas Dendam
Seperti kita tahu, ISIS telah mengalami kekalahan. Pemimpin mereka, Al-Baghdadi pun telah dikonfirmasi tewas dalam penyergapan di barat laut Suriah. Ini memantik para eks ISIS kembali ke negaranya masing-masing. Namun, tidak semua negara mengizinkan mereka pulang, termasuk Indonesia. Dan hal tersebut dinilai tepat oleh peneliti terorisme, Ridlwan Habib.
“Keputusan itu sudah tepat, sebab Indonesia belum siap jika harus memulangkan eks ISIS. Sangat berbahaya. Namun demikian, pemerintah harus wapada terhadap kemungkinan balas dendam simpatisan ISIS di dalam negeri,” ucap Ridlwan Habib di Jakarta (10/02/2020).
Menurut Ridlwan, bibit-bibit atau jaringan ISIS masih banyak di Indonesia. Ini berpotensi menimbulkan balas dendam karena pemerintah telah membuat keputusan untuk menolak.
“Jejaring ISIS masih ada di Indonesia, sel-sel tidurnya masih banyak. Polri dan komunitas intelijen harus wapada jika keputusan itu menimbulkan keinginan balas dendam,” jelas Ridlwan.
Ridlwan juga memberi peringatan mengenai risiko yang akan terjadi jika kamp pengungsian di Suriah dibubarkan otoritas Kurdi. Dia mengatakan bahwa jalur-jalur masuk ke Indonesia harus diawasi agar tidak disusupi eks ISIS.