Djawanews.com - Sepakan lagi, 31 Agustus 2021, negara-negara besar harap-harap cemas menanti tanggal itu. Seluruh pasukan AS akan ditarik dari Afghanistan --Bandara Kabul khususnya-- yang membuat proses evakuasi warga terselimut kabul tebal.
Anggota parlemen Konservatif Inggris, Tom Tugendhat, yang bertugas di Afghanistan, mengatakan perpanjangan batas waktu 31 Agustus akan tergantung pada kerja sama Taliban serta kesepakatan AS. PM Inggris sudah meminta agar AS mau memperpanjang waktu tinggal di Kabul.
"Saya mendukung perdana menteri sepenuhnya dalam hal ini, tetapi mari kita akui apa yang kami minta - kami tidak hanya bertanya kepada orang Amerika, meskipun jelas mereka akan memiliki peran utama, kami sebenarnya bertanya kepada Taliban, dan itu hal yang sangat sulit, karena terus terang, mereka tidak bisa dipercaya," ungkap Tugendhat, dikutip dari The Guardian, Selasa 24 Agustus.
Tugendhat mengatakan pemerintah dapat meminta AS untuk mendukung mereka. Apalagi banyak keluarga sedang berjuang untuk bisa keluar dari Afghanistan. Jadi penambahan waktu 1-2 hari, akan akan membantu pengerjaan proses evakuasi.
Taliban memang sudah janji untuk menjaga keamanan supaya bisa kondusif. Tapi fakta di lapangan berkata lain. Banyak warga yang ketakutan untuk bisa mencapai bandara Kabul.
Menteri Luar Negeri Norwegia Ine Eriksen Soereide telah menyerukan agar batas waktu penarikan diperpanjang melampaui 31 Agustus. Norwegia akan melanjutkan evakuasi selama bandara Kabul tetap buka.
"Salah satu perhatian utama adalah bandara akan ditutup,” kata Eriksen Soereide.
“Bagian sipil ditutup sekarang, jadi kami sepenuhnya bergantung pada operasi militer AS yang dipertahankan agar dapat dievakuasi," kata dia.