Dilansir dari blog.netray.id: Dugaan penyelewengan dana yang dilakukan oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT) mencuat ke publik dan menjadi perbincangan luas. Hal ini bermula dari pemberitaan majalah Tempo yang terbit pada Sabtu, 2 Juli 2022. Pemberitaan tersebut memuat laporan dugaan penyalahgunaan donasi masyarakat yang dikumpulkan untuk korban bencana. Melalui laporan tersebut diduga terjadi penggunaan dana umat oleh pendiri dan petinggi ACT untuk kepentingan pribadi.
Temuan Tempo menunjukkan lembaga yang berdiri sejak 2005 tersebut gencar mengumpulkan donasi publik. Hasilnya lalu disalurkan ke lokasi bencana alam, wilayah yang warganya kelaparan, hingga daerah perang di luar negeri. Bahkan pada 2018-2020 ACT mampu mengumpulkan rata-rata Rp 540 miliar per tahun dari donasi masyarakat.
Naiknya pemberitaan ini menyebabkan ACT menjadi perbincangan hangat di jagat maya hingga tagar #JanganpercayaACT sempat menduduki trending topik. Lalu seperti apakah perkembangan perbincangan warganet di jagat maya? Apakah dengan mencuatnya isu ini kemudian merusak kepercayaan publik terhadap ACT?
Netray memantau perbincangan warganet di Twitter dan media pemberitaan daring dengan menggunakan kata kunci “aksi cepat tanggap” dan “act” sejak 2 Juli 2022 sampai dengan 04 Juli 2022. Hasilnya, di Twitter perbincangan warganet terkait ACT mencapai lebih dari 47 ribu cuitan. Simak hasil selengkapnya pada infografik berikut.
Melalui infografik pada Gambar 3 tampak jumlah sentimen negatif mendominasi perbincangan warganet terkait ACT, dengan perbandingan jumlah sentimen positif sebanyak 5,2 ribu sedangkan jumlah negatif sebanyak 27,1 ribu. Adapun jumlah impresi sebanyak 122,1 juta yang berpotensi menjangkau 138,7 juta akun pengguna Twitter.
Sementara itu, dengan periode yang sama di media pemberitaan daring total artikel terkait topik ACT mencapai 253 artikel yang berasal dari 55 media pemberitaan daring. Berdasarkan kategori, “pemerintahan” dan “hukum” tampak mendominasi kategori artikel yang paling banyak di terbitkan. Banyaknya jumlah media yang terlibat dalam topik perbincangan seputar ACT membuat isu ini kian berkembang di media sosial.
Sejak pemberitaan terkait ACT diterbitkan oleh Tempo pada 2 Juli 2022 topik ini menjadi perbincangan luas warganet. Sebagaimana tampak pada Gambar 5, laju perbincangan warganet mulai memuncak pada 3 Juli 2022. Sedangkan intensitas pembahasan di media mulai mencuat sejak 2 Juli seperti yang terlihat pada Gambar 6. Adapun puncaknya terjadi pada 4 Juli 2022.
Tempo mengangkat isu terkait dugaan penyelewangan dana umat yang dilakukan oleh ACT hingga memantik media pemberitaan daring lainnya untuk turut memuat artikel serupa terkait ACT. Hal ini membuat pembahasan publik semakin meluas. Belum lagi temuan Tempo mencatat adanya pengeluaran gaji tinggi dan fasilitas mewah dari kas ACT.
Hal ini kemudian menyeret nama Ahyudin, pendiri dan mantan Presiden ACT yang ditengarai menerima gaji sebesar Rp 250 juta per bulan. Kemudian pejabat senior vice president menerima Rp200 juta, vice president dibayar Rp80 juta, dan direktur eksekutif mendapat Rp50 juta.
Gaji dan Fasilitas Mewah Petinggi ACT Tuai Hujatan Warganet
Jumlah gaji yang fantastis dan fasilitas mewah yang digunakan oleh para eksekutif yayasan berbasis amal ini kemudian menjadi ironi dan hal yang dinilai memalukan bagi publik. Tak heran bila ACT mendulang sentimen negatif yang mengancam pamor dari lembaga amal yang telah berdiri sejak 2005 tersebut.
Terungkapnya isu terkait penyalahgunaan dana umat oleh ACT membuat warganet gerah dan melabeli ACT sebagai penipuan berbalut agama. Melalui ACT masyarakat dapat menyalurkan donasi mereka terutama untuk korban konflik di Palestina, tak heran donatur utama dari lembaga ini adalah masyarakat muslim. Sayangnya, semangat solidaritas ini ternodai oleh perilaku petinggi ACT yang diduga justru menggunakan dana umat untuk kepentingan pribadi.
Kini nama ACT pun telah tercoreng dengan adanya indikasi penyalahgunaan dana tersebut. ACT dinilai telah sukses menjual nama agama dan solidaritas untuk meraup keuntungan secara pribadi. Warganet kini ramai-ramai menggaungkan tagar #janganpercayaact dan membuat ACT semakin luas menjadi perbincangan di jagad maya.
Ramainya perbincangan warganet terkait ACT melibatkan sejumlah akun yang turut terlibat dalam topik ini hingga tokoh yang paling banyak disebutkan oleh warganet. Sebagaimana tampak pada kategori Top Akun @wongkalibante menjadi akun yang paling banyak mencuitkan opininya terkait ACT, diikuti oleh berbagai akun lainnya. Sementara pada kategori Top People tampak nama Ahyudin menjadi tokoh paling banyak disebut dalam pembahasan warganet. Pendiri sekaligus mantan presiden ACT tersebut kini menjadi populer karena terseret dalam dugaan penyalahgunaan dana umat.
Kemudian pada kategori Top Portal Netray menemukan beberapa media pemberitaan daring yang paling banyak menerbitkan artikel terkait ACT, seperti Tribun News dengan 26 artikel, Akuran 18 artikel, dan Pojoksatu 16 artikel. Sementara Tempo masuk pada kategori Top Organizations bersama beberapa organisasi populer lainnya.
Isu penyalahgunaan dana umat untuk kepentingan pribadi yang kini tengah menyelimuti ACT menambah deretan panjang kasus penipuan berkedok agama di Indonesia. Penggunaan solidaritas dan agama seolah menjadi lahan basah untuk menghasilkan simpati dari publik. Tak heran hal ini kemudian dimanfaatkan oleh sejumlah pihak.
Nama baik ACT pun kini telah tercoreng akibat ulah dari petingginya. Tak heran bila ACT kini tengah memanen sentimen negatif dari publik.
Demikian hasil analisis Netray, simak informasi terkini dan laporan mendalam Netray melalui https://analysis.netray.id/
Editor: Winda Trilatifah