Djawanews.com – Dua ekor gajah bernama Inova dan Manohara yang merupakan koleksi Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) atau lebih dikenal sebagai Solo Safari, mati akibat infeksi hati dan serangan elephant endotheliotropic herpesvirus (EEHV). Dengan kematian tersebut, kini hanya tersisa dua ekor gajah di taman satwa tersebut.
Direktur Utama TSTJ) Ahmad Syukri Prihanto mengatakan, sebelumnya hasil observasi sudah dikirimkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
"Jadi ada keterangan dari laboratorium. Awalnya ada dugaan karena kesejahteraan satwa, kurang main, kena penyakit, dan karena pakan. Namun setelah dibawa ke laboratorium, hasilnya murni karena penyakit, kena virus," katanya dilnsir ANTARA, Senin, 2 September.
Terkait hal itu, pihaknya melakukan sejumlah langkah evaluasi, salah satunya menambah jumlah tim medis, yakni dokter hewan.
"Kan ada dokter spesialis. Kami menambah dokter hewan spesialis satwa liar gajah. Ada dokter Novi dari Pusat Studi Taman Safari," katanya.
Ia mengatakan dokter spesialis tersebut khusus untuk memantau satwa-satwa spesial, termasuk gajah.
Selain itu, pihaknya juga meningkatkan pengawasan pada kondisi lingkungan mengingat saat ini cuaca sedang panas.
"Kondisi ini berpengaruh ke pakan. Harus pakan segar supaya mereka nyaman seperti di habitat aslinya," katanya.