Setelah beberapa hari yang lalu pemerintahan Amerika Serika (AS) mengklaim tewasnya Al-Baghdadi, kali ini Negara Islam Irak dan Suriah atau yang biasa disebut ISIS mengonfirmasi tewasnya pemimpinnya.
Al-Baghdadi tewas dalam penyergapan yang dilakukan pasukan khusus AS di wilayah barat laut Suriah. Pimpinan ISIS tersebut terdesak dan berusaha melarikan ke dalam terowongan bersama kedua anaknya, hingga kemudian meledakkan rompi berisi bom yang dikenakannya.
Sosok Pengganti Al-Baghdadi, Pemimpin ISIS
ISIS dalam rilis resminya melalui aplikasi Telegram, selain mengklarifikasi tewasnya pemimpin mereka juga mengumumkan kematian juru bicaranya Abu al-Hasan al-Muhajir yang tewas dalam operasi gabungan pasukan Kurdi di wilayah utara Suriah.
Nama Abu Ibrahim al-Hashemi al-Qurashi pun muncul dalam klarifikasi ISIS dan dinyatakan sebagai sosok pemimpin baru mereka. Hal tersebut dinyatakan juru Bicara ISIS yang baru Abu Hamza al-Qurashi.
Hashemi adalah warga negara Saudi Arabia yang dianggap calon kuat pengganti Baghdadi. Kendati demikian ISIS memberikan rincian sosok pemimpin baru mereka, namun menyatakan jika Hashemi adalah veteran perang melawan AS di masa lalu.
Baghdadi Tewas, ISIS Masih Berkembang di Indonesia
Tewasnya pemimpin ISIS ternyata tidak membuat gentar para simpatisannya, tidak terkecuali di Indonesia. Hal tersebut dinyatakan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, dilansir dari Bisnis.com.
Mahfud menyatakan jika paham ISIS masih ada di Indonesia meski al-Baghdadi telah dinyatakan tewas. Terkait dengan hal tersebut dirinya mengimbau masyarakat agar selalu waspada terhadap penyebaran paham ISIS.
“Ketahanan kita sebagai bangsa karena virus al Baghdadi itu di Indonesia ada, virusnya, sekarang biangnya sudah meninggal, nah virus-virus ini supaya diselesaikan, dibersihkan,” kata Mahfud.
Mahfud menyatakan jika segala hal terkait radikalisme dan terorisme harus dihilangkan dari Indonesia. Hal tersebut dikarenakan ancaman separatisme dan radikalisme berbahaya dan mengancam keutuhan bangsa.
Mahfud juga menyatakan pentingnya penanaman kembali nilai-nilai Pancasila bagi generasi muda. Penanaman tersebut, menurutnya dapat dilakukan dengan gaya baru dalam keseharian seperti melalui lawakan, gaya milenial, dan juga akademis.
Mahfud juga menyatakan jika ancaman bangsa tidak hanya melalui ISIS dan juga sosok pengganti al-Baghdadi lainnya, namun menurutnya dunia digital juga dapat melunturkan jiwa nasionalisme.