Djawanews.com - Usai penangkapannya yang dramatis, dr. Richard Lee dinyatakan sebagai tersangka kasus dugaan akses ilegal dan upaya penghilangan barang bukti dari media sosialnya yang tengah disita polisi.
Richard Lee pun resmi ditahan. Richard Lee dinyatakan sebagai tersangka dan ditahan di Polda Metro Jaya sejak kemarin.
Dalam hal ini Richard Lee dijerat Pasal 30 juncto Pasal 46 Undang Undang ITE atau Pasal 231 KUHP atau Pasal 221 KUHP. Dalam pasal tersebut, Richard Lee terancam hukuman pidana 8 tahun penjara.
"Yang bersangkutan kita kenakan Pasal 30 juncto Pasal 46 Undang Undang ITE atau Pasal 231 KUHP atau Pasal 221 KUHP," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Kamis (12/8/2021).
"Ancaman Pasal 30 semua unsur masuk ya, paling lama 8 tahun penjara. Yang bersangkutan dilakukan penahanan," lanjut Yusri.
Sebelumnya, dr. Richard Lee juga sudah dijemput di kediamannya di Palembang, Sumatera Selatan.
Saat penjemputan, Richard Lee sempat menolak untuk dibawa ke Polda Metro Jaya. Saat itu juga ada sang istri yang menyaksikan penjemputan Richard Lee.
Bahkan sang istri merekam penjemputan dan penangkapan sang suami dan diunggah ke Instagram Story miliknya. Ketika itu polisi disebut telah melakukan penjemputan paksa.
- Viral Denise Chariesta Jadi Selingkuhan Pengusaha Inisial R: Suami dari Seorang Artis di Tanah Air yang Sangat Tenar
- Tak Terima Namanya Dipakai Sembarangan, Hotman Paris Somasi Richard Lee dan Kienzy Mylen: Tuntut Ganti Rugi Rp50 Miliar
- Youtober Kenamaan Sekaligus Dokter Kecantikan Ditahan Terkait Kasus Edukasi Produk Kecantikan Abal-abal
Dijemput Sesuai Mekanisme yang Ada
Pengacara dr. Richard Lee, Razman Nasution, menyesali perilaku pihak polisi yang menangkap kliennya seperti teroris. Tapi, polisi menegaskan hal itu dilakukan sesuai prosedur yang ada.
"Kemarin kita mendatangi RL lengkap dengan surat perintah. Termasuk bertemu dengan istri," jelas Yusri.
Yusri menyebut polisi tidak menangkap secara paksa, tapi sesuai dengan SOP. Penjemputan dan penangkapan sesuai mekaniskme yang ada. Hanya saja, menurutnya, yang bersangkutan sempat tidak mau untuk dibawa penyidik sehingga ada upaya paksa.
Kombes Pol Yusri Yunus menegaskan, dalam penjemputan itu pihak Polda memiliki bukti berupa video. Mereka melakukan hal itu sesuai dengan aturan hukum yang ada.
"Ada videonya bagaimana penyidik melakukan upaya paksa, sesuai prosedur yang ada. Datang, membacakan surat perintah, membacakan hak-hak untuk yang bersangkutan, tetapi yang bersangkutan tidak mau ikut sehingga dilakukan upaya paksa sesuai dengan SOP," kata Yusri.