Djawanews.com – Di tengah kekhawatiran menurunnya kesehatan Kim Jong Un, dikabarkan Korea Utara tengah berburu pengganti sang pemimpin. Disebutkan Kim Jong Un menunjuk pejabat senior Partai Buruh, Jo Yong Won yang baru-baru ini mendapatkan peran wakil kepemimpinan baru untuk mencari suksesornya.
"Kita dapat mengatakan bahwa mungkin Kim Jong-un menetapkan Jo Yong-won sebagai kingmaker - sebagai orang untuk membantu membimbing dan mengarahkan penerus turun temurun," kata pakar Korea Utara, Michael Madden.
"Mereka pasti membuat keputusan itu dengan memperhatikan transisi," imbuh Madden.
Menurut Madden keputusan itu diambil dengan mempertimbangkan bahwa pemimpinnya mungkin tidak mampu lagi diperbaiki atau mungkin mati. Langkah serupa pernah dilakukan ayah Kim Jong Un, Kim Jong Il, menjelang akhir hayatnya. Pada tahun 2007, Kim Jong Il mengalami TIA (serangan iskemik transien) atau stroke kecil.
"Masalah kesehatannya menjadi agak genting dan dia mulai bersiap untuk suksesi turun temurun. Jadi pada dasarnya mempercayakan kepada 5 atau 6 orang yang kesetiaan dan ambisinya tidak perlu dia pertanyakan untuk dijadikan wali," kata Madden.
Wali merupakan orang-orang yang mengambil portofolio kebijakan yang sangat besar dan sensitif.
"Ini adalah orang-orang yang membuat transisi dari Kim Jong-il ke Kim Jong-un seefektif sebelumnya. Mereka semua mengawal Kim Jong-un melalui hari-hari awal itu," jelas Madden.
Berita soal menurunnya kesehatan Kim Jong Un semakin meluas di kalangan publik. Disebutkan Kim Jong Un kehilangan lebih dari 18 kg pada Juli lalu. Belum lagi, foto Kim Jong Un menggunakan perban kecil di kepala juga sempat beredar.
Namun Madden membantah semua itu menunjukkan menurunnya kesehatan Kim Jong Un.
"Apa yang paling mungkin kita lihat adalah bahwa dia memilih untuk menurunkan berat badannya sendiri seperti alasan orang-orang di seluruh dunia yang mengalami obesitas menurunkan berat badan. Ini lebih baik untuk sistem kardiovaskularnya," kata Madden.
Sedangkan terkait dengan promosi Jo Yong Won, Madden melihatnya lebih berkaitan dengan menciptakan kambing hitam yang dapat disalahkan jika Korea Utara tidak dapat menyelesaikan krisis pangannya yang melumpuhkan, atau mengatasi pemberontakan di jajaran partai.
"Ketika Anda seorang politisi dan ada masalah, Anda membutuhkan seseorang untuk disalahkan," kata Madden.