Djawanews.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, KUR ibarat oase di tengah semakin minimnya anggaran pemerintah untuk membantu pelaku usaha, termasuk usaha tani. Hal tersebut membuat Kementerian Pertanian terus meningkatkan partisipasi petani untuk mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Pinjaman modal yang pemerintah subsidi ini menjadi salah satu solusi untuk menggerakkan sektor pertanian. Jika melihat perkembangan penyaluran KUR dari tahun ke tahun menujukkan peningkatan cukup siginifikan," katanya dalam Webinar KUR: Solusi Permodalan di Tengah Krisis Pangan Global, Rabu, 19 Oktober.
Di tengah krisis pangan global, Syahrul Yasin melanjutkan, KUR menjadi solusi permodalan bagi petani untuk bisa terus berproduksi dan meningkatkan produktivitas tanaman. Terlebih, pemerintah kini memberikan berbagai kemudahan dan keringanan pinjaman.
Sementara itu, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil, menjelaskan ada lima poin untuk menghadapi ancaman global. "Pertama peningkatan ketersediaan pangan, yang kedua disertifikasi pangan, ketiga lumbung pangan, ke-empat pertanian modern atau smart farming, dan kelima peningkatan ekspor," ujarnya.
Menurutnya, lima poin itu adalah program dari Kementerian Pertanian yang sudah eksisting diprogram pertanian. Sedangkan untuk menghadapi krisis pangan global, Ali menilai perlu strategi baru.
"Paling tidak tiga strategi baru yang selalu disampaikan oleh Pak Menteri itu adalah yang pertama juga meningkatkan produksi dan penurunan impor, kemudian subtitusi impor. Tentu komunikasi kita untuk mengsubtitusi impor yang akan meningkatkan ekspor," katanya.
"Poin itu dalam hal ini secara terkait dengan pembiayaan atau anggaran kita untuk pertanian kita tidak lagi bertumpu kepada APBN. Di era pandemi ada relaksasi terhadap pola pembiayaan khususnya penggunaan KUR.”
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.